Selasa, 25 Maret 2025

tumpuan gording atap yg dibuat menerus

balok gording yg biasa digunakan berbentuk profil C dikerjakan secara terpisah sehingga kondisinya menjadikan tumpuan sederhana, untuk dapat menjadikan menerus dibutuhkan detail perlakuan khusus pada sambungannya. Berikut sya ambil rujukan dari pemasok Steel & Tubes negara New Zealand yg mengacu pada peraturan AS/NZS 1170.0:2002, dikarenakan mutu dan bentuk profil berbeda maka diperlukan analisa ulang mengenai sambungan tersebut dengan metode elemen hingga nonlinear.

.


.


.


(sumber: Steel & Tube, 2013)

.


.

dimensi pelat sambung dan ketebalannya dapat digunakan sebagai acuan awal karena mengikuti desain kapasitas dengan mutu baja pelat sambung sambung sama dengan profilnya. Baut yg digunakan jumlahnya menjadi dua kali lipat dari biasanya, kedua pelat badan dan pelat sambung tersebut kemudian dihubungkan dengan pelat dudukan gording yg dapat diberikan pengaku atau tidak. Sebelumnya sya pernah menganalisa sejenis namun untuk goring dgn profil Z dengan hanya dua bauut, kelihatannya akan lebih sederhana dan secara numerik lebih stabil karena kondisi simetri untuk profil C tersebut, dan lagi jumlah baut yg lebih banyak.

.


.


.

kebiasaan perencanaan balok gording negara luar dengan Indonesia agak sedikit berbeda, di dalam negeri mengacu pada tegangan ijin dan sistem pemasangan tinggalan negara Belanda terlihat dipasangkan batang sagrod sebagai pembagi misal sejarak 2.0m. Posisinya yg berada di tengah ketinggian penampang memberikan tambahan kekuatan terhadap stabilitas torsi lateral, sisi atas dihubungkan dengan roof sheeting atau cladding juga, belum lagi adanya jumlah baut minimum pada tumpuan adalah dua buah memberikan kekangan rotasi tambahan sebagian yg tentunya berkontribusi terhadap angka aman nilai lendutan dan tegangan yg sebenarnya terjadi.

.

0 komentar:

Posting Komentar