necking terjadi saat contoh uji bahan dengan material daktail (seperti baja) mendekati kondisi ultimit dan sesaat sebelum putus (fracture), adanya deformasi besar perubahan penampang (lebar dan tebal) cukup signifikan dan dapat terlihat dengan kasat mata.
.
(source : Gardner etal, 2015)
.
.
.
sebaiknya dilakukan pembagian pias cukup banyak dan rapat pada area tersebut. Selamet & Garlock (2010) merekomendasikan sebanyak 8 (delapan) lapis untuk penggunaan jenis elemen linear (hexahedral, wedge/prismatic) dan 4 (empat) lapis untuk penggunaan jenis elemen quadratic. hal tersebut ditinjau pada ketebalan untuk mencakup kondisi necking dan distribusi regangan plastis agar lebih akurat.
.
.
ditinjau model diatas tertahan jepit pada sisi bagian kiri dan diterapkan beban tarik merata sisi kanan sebesar 800N/mm (model shell) atau 160N/mm2 (model solid) digunakan baja mutu S235, curva lingkaran didekati dengan 24 segment tidak ideal lengkung. dalam hal ini sya menggunakan solver FE CalculiX dengan elemen shell quadratic triangular (S6) yg akan di expansi menjadi elemen solid quadratic wedge/prismatic, serta ditinjau berlapis (layered composite). selain itu juga ditinjau penggunaan elemen quadratic tetrahedral (C3D10) berlapis dan tidak, dikarenakan kemudahan otomatisasi mesher yg ada.
.
.
1. hasil analisa penggunaan quadratic shell element (S6)
.
.
.
.
.
2. hasil analisa penggunaan quadratic shell element (S6) layered/composite dua lapis.
.
.
.
.
.
3. hasil analisa penggunaan quadratic shell element (S6) layered/composite empat lapis.
.
.
.
.
.
sekilas terlihat penggunaan elemen shell quadratic tanpa berlapis hasilnya cukup mewakilkan didandingkan dengan jenis berlapis layered/composite. untuk tinjauan awal dan kecepatan sudah dapat digunakan secara langsung tanpa perbedaan hasil yg signifikan.
4. hasil analisa penggunaan quadratic solid tetrahedral element (C3D10)
.
.
.
.
.
.
5. hasil analisa penggunaan quadratic solid tetrahedral element (C3D10) dua lapis
.
.
.
.
.
.
berikut hasil perbandingan ditampilkan dalam tabel,
.
.
terlihat juga penggunaan element terahedral quadratic cukup mewakilkan walau hanya dengan satu buah (lapis) elemen setebal pelat. semakin banyak jumlah lapis menunjukan penurunan terhadap nilai maksimum tegangan leleh kriteria vonMises dan regangan plastis equivalen. dapat diartikan meshing yg kasar tinjauan awal dan kecepatan masuk dalam kondisi over-estimate konservatif (aman).
.
6. hasil analisa penggunaan linear solid incompatible hexahedral element (C3D8I) empat lapis
.
.
.
.
.
.
7. hasil analisa penggunaan quadratic solid hexahedral element (C3D20) dua lapis
.
.
.
.
.
.
8. hasil analisa penggunaan quadratic solid hexahedral element with reduced integration (C3D20R) enam lapis
.
.
.
.
.
.
dari berbagai tinjauan diatas, pada masalah ini penggunaan model dengan element shell quadratic (S6) atau tetrahedral (C3D10) walau hanya dengan satu lapis dan segmental curve namun hasilnya sudah cukup mewakilkan, tidak berbeda cukup besar atau signifikan dengan hasil yg dilakukan perbaikan (refined) ini dikarenakan elemen yg digunakan sudah jenis quadratic (extra mid-side nodes) yg dapat menangkap distribusi regangan plastis setinggi pelat. proses running dan modelisasi dengan pendekatan tersebut dapat lebih fleksibel dan cepat dibanding pemodelan lainnya.