Selasa, 04 Oktober 2022

pola distribusi tekanan angin bantuan CFD

.


.


.


pada gedung dengan bentuk sederhana, peraturan pembebanan angin telah cukup jelas menunjukan koefisien tekanan angin ataupun hisap. namun terkadang didapat bentuk bangunan yg tidak sederhana seperti contoh diatas, untuk mengetahui pola distribusi tekanan angin tersebut saat ini dapat dengan cukup mudah dan waktu yg cepat menggunakan program bantu Computational Fluid Dynamic (CFD) seperti OpenFOAM.

(source : Jeong & Choi, 2008)

.

.

.

.

.

berikut saat ditinjau angin dari arah tegak lurusnya, model diputar 90 derajat.

.

.

.

.

berikut hasil keluaran untuk tinjauan arah angin model dengan diputar sebesar 45 derajat,
.
.

.


.
.



.


adapun data yg dibutuhkan hanya kecepatan angin pada titik referensi ketinggian 1.0 meter, yg biasanya diambil sekitar 10m/det ~ 20m/det. hal tersebut dapat dikalibrasi terlebih dahulu pada bentuk sederhana perbandingannya dengan hasil koefisien angin mengikuti rujukan peraturan pembebanan. hasil keluaran berupa distribusi tekanan dalam satuan Pascal ( 1000Pa ~ 100kgf/m2) dapat bertanda positif (tekan, pressure) atau negatif (hisap, suction) dan juga arah pergerakan dan kecepatan angin sekeliling bangunan.

berikut contoh lain gedung tidak beraturan, dimensi tunnel CFD adalah 160x60x60m dengen kecepatan angin pada titik referensi sebesar 15m/s ditinjau dari berbagai arah sumbu utama bangunan.



.
.

.

.

.

.

.

.


.

kelebihan penggunaan program bantu CFD adalah mengetahui pola distribusi tekanan angin, arah vektor kecepatan dan mempelajari pengaruh akibat adanya gedung sekitar terdekatnya. juga dapat membuat banyak kondisi pembebanan berbagai tinjauan arah angin sudut tertentu.  jika mengikuti koefisen angin peraturan pembebanan maka hanya ditinjau 2 arah untuk sumbu utama gedung simetris sederhana namun dengan CFD akan  menjadikan setidaknya 8 arah tinjaun untuk gedung dengan bentuk sangat tidak beraturan. sehingga tentunya akan memberikan performance lebih karena sudah meninjau angin dari berbagai arah.

cukup praktis dan dapat mewakilkan uji fisik seperti Wind Tunnel walaupun tingkatan akurasi nilainya tidak sama persis namun secara pola cukup mendekati. selain itu uji fisik juga perlu biaya mahal dan masih mengandung kesalahan saat diterapkan dgn kondisi aktualnya adalah struktur lentur dan ringan seperti konstruksi baja, hal ini karena mengabaikannya pengaruh kekakuan struktur (fluid-structure interactions) walaupun pada keadaan umum adalah konservatif (aman).


*notes

meshing yg sya gunakan belum menentukan penghalusan, disini sya hanya merupakan permulaan saja.

  • Solver Filters (OpenFOAM)
  • Time : Steady State
  • Flow : Incompressible
  • Solver : SIMPLE
  • Turbulence Modeling : RANS, Realizable k-e
  • P-Type : Zero Gradient
  • U-Type : Atmospheric Inlet, U-Ref 20m/s, Z-Ref 1.0m
  • Number of Iterations : 500

.


.

yang perlu diperhatikan adalah grafik konvergensi solver pada residual pressure (p) perlu tambahan jumlah iterasi dan mungkin penghalusan mesh jika nilainnya dibawah 1e-4


berikut contoh kalibrasi dari model sederhana perbandingannya dengan peraturan pembebanan PPIUG-1983, dimensi tunnel CFD adalah 48x120x48m secara coba-coba didapat kecepatan angin titik rujukan pada inlet sebesar ~12.5m/s nilai tersebut lebih kecil dari kecepatan rencana sebesar 20m/s disebabkan dari dimensi tunnel yg digunakan, semakin besar dan jauh jaraknya dengan kondisi batas dimensi tersebut nilainya akan mendekati kecepatan rencana.


.


.


.


.

pola dan besarnya nilai tekanan angin atau hisapan sudah cukup mendekati dengan peraturan pembebanan, terkecuali pada sisi tegak lurus arah angin yg kemungkinan besar disebabkan penyederhanaan dari peraturan pembebanan dengan asumsi merata sedangkan analisa CFD memperhitungkan turbulensi. modifikasi model gedung dengan adanya bukaan sebagian, canopy, silos atau gedung bertingkat dibelakangnya dapat ditambahkan untuk kemudian running ulang dan mengetahui distribusi dan besaran nilai tekanan angin berdasarkan CFD.

.



.

.


.

contoh lain sebagai berikut, dimensi tunnel CFD adalah 120x48x36m. secara coba-coba didapat kecepatan angin pada titik referensi sebesar 12.5m/s terlihat secara menyeluruh hasilnya mendekati namun ada perbedaan pada asumsi beban merata peraturan pembebanan sedangkan hasil CFD menunjukan distribusi yg tidak merata, juga adanya gaya hisap angin pada sisi ketebalan dinding bagian atas dan samping.

.

.

.

.

.

juga diberikan contoh perbandingan lain berikut, dengan dimensi tunnel CFD sebesar 120x48x36m secara coba-coba didapat kecepatan angin titik rujukan sebesar 12.5m/s

.


.


.

.


.


.


.

.


.

.



.

dapat juga dilakukan perbandingan dengan atap bangunan terbuka, namun terlihat hasilnya agak cukup berbeda. secara coba-coba, kecapatan angin titik tujukan juga lebih besar dua kali lipat dari sebelumnya, karena adanya kondisi tekan dan hisap pada permukaan yg sama. selain itu residual pressure (p) masih cukup besar yg kemungkinan karena adanya turbulensi. 

.


.


.

.



.

Selasa, 23 Agustus 2022

spesifikasi komputer untuk simulasi mekanika

dulu pemilihan spesifikasi komputer untuk analisa struktur (simulasi) tidak begitu ketergantungan merek processor, VGA dan RAM, dalam artian masih sederhana mengandalkan kecepatan processor, kapasitas memory dan grafis bawaan Windows. kebutuhannya belum terlalu besar karena kebanyakan analisa yg dilakukan adalah untuk element, spring, truss, beam dan plane-stress/strain atau axisymmetric solid. analsia struktur simulasi nonlinear solid element beserta kontak dan plastisitas selalu dihindari model keseluruhan karena membutuhkan resource komputer kelas super yg hanya dimiliki instansi penting seperti militer atau departemen pemerintah lainnya dan perusahaan swasta kelas internasional. 

kisaran milenial (thn.2000an) sebagai contoh program AutoCAD v2000 masih dapat bekerja untuk menggambar layout, potongan dan detail 2D atau modeling 3D part bagian komponen. program SAP2000 (v7.x) juga sudah dapat menganalisa bangunan gedung tiga dimensi analisa statis dan dinamis, pile-slab mat foundation, dll, SketchUp versi awal juga masih dapat bekerja optimal pada model 3D yg tingkatan rumit menengah, begitupula juga untuk program MS Excel dan MathCad masih lancar digunakan. komputer pertama yg sya miliki mempunyai processor Cyrix MII dan RAM sebesear 64MB awalnya dan tambahan 32MB serta VGA Card. selain harga terjangkau lebih murah, cukup cepat, awet dan tahan panas juga walau hampir tiap hari dipakai sering lembur. besaran RAM yg didukung motherborad saat itu sampai 128MB, teman sya dn PC lain saat menggunakan RAM sebesar 128MB sampai 256MB itu sudah 'wah' sekali, apalagi sampai Pentium 4 pasti dibilang keren.

.


(source : Wikipedia)

.

dalam perjalanan dan perkembangannya sampai saat ini. spesifikasi komputer untuk simulasi sangat bergantung terhadap software FE yg digunakan, akan berbeda tiap lainnya. pengalaman sya duulu menggunakan software FE dari Computer and Structures (ETABS / SAP2000) terasa berat pada grafis saat melakukan modeling dan editing, dan juga menampilkan hasil keluaran diagram gaya internal balok/kolom. sedangkan pada saat running setelah model selesai dibuat tidak begitu terasa sulit dan lama. updates solver SAPfire yg advanced versi belakangan menggunakan bagian library TAUCS mungkin mirip atau sama halnya dengan solver Nastran yg versi lama (yg versi baru menggunakan MKL Pardiso).

pemilihan jenis spesifikasi yg dibutuhkan jarang ditemui pada website resmi tiap pengembang solver FE tersebut, apakah merekomendasi processor dari Intel atau AMD? cukup sensitif hal tersebut karena dikhawatirkan dinilai tidak netral lebih condong atau mendukung suatu vendor, terdengar mengandung unsur politik dan bisnis. sehingga bahasan tersebut biasanya datang dari pengalaman pengguna sendiri yg dibicarakan di sebuah forum.


berikut ada contoh cuplikan dari MSC Nastran (2021) pada sisi tanya-jawab mengenai spesifikasi komputer atau perangkat keras yg mungkin dapat bermanfaat sebagai perbandingan.

  • Should I buy the newest Intel or AMD CPU?

MSC Nastran HPC team cannot make a recommendation on chips, but MSC Nastran uses MKL libraries which are tuned to the latest Intel chips so consider that fact in your purchases.

  • Should I buy SSDs or RAM?

It is nearly always the recommendation to invest in newer, faster, and larger memory amounts than SSDs, but if memory amounts are maxed out and models are large enough that I/O will occur, then SSDs are a good investment for performance. However, it may be most beneficial to buy 4-8 15K HDDs setup in a RAID 0 configuration to get best performance per dollar. Please contact hardware vendors for details.

  • What should I invest in for best performance if I want to upgrade my machine?

Focus first on maximizing the memory capacity of your current machine with the newest and fastest memory (i.e., DDR4 memory). Memory is inexpensive today as compared to CPUs and the reduction in wall clock time due to avoiding I/O can be significant. After that you should next consider adding faster hard drives or SSDs. 

  • Does the performance of MSC Nastran behave differently on a Windows machine versus a Linux machine?

Windows may be up to 30% slower than Linux. It is highly analysis dependent.

  • Do you recommend to use a Linux machine or a Windows machine for MSC Nastran? If so, why?

As stated in previous answer to the previous question., Linux generally has better performance than Windows and is the recommended HPC platform.


terlihat walau samar, Nastran lebih condong kepada chips atau processor dari Intel. ketergantungannya besar sekali karena menggunakan library solver MKL Pardiso. mengingatkan juga fakta yg dapat tidak bekerja optimal atau lambat jika pengguna bekerja dgn processor lain seperti AMD. kapasitas atau besarnya RAM lebih utama dibandingkan kecepatan SSD walau dapat membantu pada keadaan RAM tidak mencukupi. sistem operasi komputer Linux lebih cepat dan stabil dibanding Windows, hal tersebut direkomendasikan.

kesimpulannya pengguna Nastran akan memiliki performance kecepatan optimal tertinggi pada sistem operasi Linux dengan processor Intel dan RAM yg besar, kecepatan processor tidak terlalu dibahas mungkin karena saat ini semua rata-rata diantara nilai 3-4GHz. jumlah core dan thread juga tidak dibahas mungkin karena umumnya 4-8core, kecepatan SSD saja sedikit dibahas karena ada berbagai jenis (HDD, SSD, SAS, NVMe) yg merupakan nilai tambah walu tidak begitu banyak membantu secara langsung. 

contoh cuplikan untuk software Ansys dari sumber lain, Hardware Recommendations

Processor

  • ANSYS Mechanical and ANSYS Fluent take full advantage of all available CPU cores. Therefore, the more cores the better. We recommend dual processor configurations for maximum performance. Ansys Mechanical, Ansys HFSS and Ansys LS-DYNA, make use of Intel Advanced Vector Extensions 512 (AVX512), and thus perform very well on Intel Xeon Gold 6200 series processors. Please note that ANSYS software is relegated to a specific number of cores, therefore you should choose a configuration that will maximize the performance of your core license.
Memory
  • Selecting enough memory (RAM) is key for most Ansys applications to solve “in-core” and to avoid paging to a hard drive (“out-of-core”), which is usually slow. In general, for Mechanical you want about 15 GB of RAM per million degrees of freedom (DOF); for Ansys CFX, Fluent, HFSS and Maxwell you want 8 GB of RAM per core. For example, with Dual Intel Xeon Gold 6240R processors, you will have a total of 48 cores. 48 x 8 GB of RAM per core will demand 384 GB of RAM. There is a significant simulation performance decrease if all memory channels are not occupied. With Intel Xeon Gold 6200 series processors, it’s best to have 6 memory modules per processor. 1-2 million nodes = 192GB RAM (12x 16GB) w/ Dual CPUs. 3-5 million nodes = 384GB RAM (12x 32GB) w/ Dual CPUs

pada sumber lain (Kapelanczyk, 2019), untuk solver Ansys walau tidak menggunakan library MKL juga menunjukan kurang optimalnya bekerja pada chipset AMD namun belakangan (Ansys, 2021) melakukan kerjasama keduanya untuk itu. mengenai operating system untuk Linux juga didukung oleh Ansys, sya lihat begitupula dengan Abaqus. kelebihan Linux juga selain lebih baik dari segi performance, tidak dibatasi maksimal RAM yg boleh dipasang berdasarkan versi Windows yg digunakan (Home,Pro,Bussines,Server

rujukan lain dari Belanda sekitar sepuluh tahun yg lalu lebih (2011), yaitu program elemen hingga TNO Diana. solver MKL Pardiso gagal pada analisa material elastik dengan elemen linear hexahedral jumlah pias sebanyak 500.000 element. spesifikasi komputer yg digunakan adalah Intel Xeon® X5355 jumlah core 4 dengan RAM sebesar 24Gb berjalan pada sistem operasi Linux. pada percobaan lain dengan ditambahkannya RAM menjadi dua kali lipat (48Gb) elemen shell quadratic sebanyak 118.000 element ditunjukkan penambahan penggunaan jumlah core/threads dapat mempercepat proses sekitar 1/3 waktu penyelesaian. jumlah core 2 dibanding 4 buah tidak berbeda signifikan, namun saat 2 dibanding 8 cukup berbeda hampir separuhnya. disisi lain, hal ini jarang direkomendasikan karena jumlah threads yg ditentukan biasanya didasarkan jumlah core, perlu dicoba sendiri.

untuk komputer kelas super bukan desktop perorangan biasa yg mungkin hanya dimiliki oleh instansi atau perusahaan tertentu, perorangan khusus juga memungkinkan karena adanya pilihan tingkatan spesifikasi bawah-menengah-tinggi. terlihat masih ddidominasi produk Intel 

  • DELL Precision 7810 : Intel Xeon E5-2650 v3  2.3GHz (10 Cores, 20 Threads), 8 slots@32Gb (DDR4-3200MHz - RDIMM)
  • DELL Precision T5810 : Intel Xeon E5-1603 v3 2.8GHz (4 Cores, 4 Threads), 8 slots@32Gb (DDR4-3200MHz - RDIMM)
  • LENOVO Thinkstation C30 : Intel Xeon E5-2620 v2  2.1GHz (6 Cores, 12 Threads), 8 slots@32Gb (DDR 3-1866MHz - UDIMM)
  • HP Proliant ML10 : Intel Xeon E3-1225 v5 3.3GHz (4 Cores, 4 Threads), 4 slots@16 Gb (DDR4-3200MHz - UDIMM)
  • HP Workstation Z640 : Intel Xeon E5-2620 v4 2.1GHz (8 Cores, 16 Threads), 8 slots@32 Gb (DDR4-3200MHz - RDIMM)
  • HP Workstation Z840 : Intel Xeon E5-2687W v3 3.1GHz (10 Cores, 20 Threads), 16 slots@32 Gb (DDR4-3200MHz - RDIMM)
  • HP Workstation Z4 G4 : Intel Xeon W2123 3.6GHz (4 Cores, 8 Threads), 6 slots@32Gb (DDR4-2666MHz - RDIMM)
  • LENOVO Thinkstation P350 : Intel Xeon W1350 3.3GHz (6 Cores, 12 Threads), 4 slots@32Gb (DDR 4-3200MHz - UDIMM)
  • DELL Precision T3640 : Intel Xeon W-1370 2.9GHz (8 Cores, 16 Threads), 4 slots@32Gb (DDR 4-3200MHz - UDIMM)

sedangkan AMD mengeluarkan jenis workstation sekitar tahun 2018 an, belum ada produk buildup seperti Dell, Lenovo & HP untuk jenis workstation dengan processor AMD seperti

  • AMD Ryzen Threadripper PRO 2.7GHz (64 Cores, 128 Threads), 8 slots@32 Gb (DDR4-3200MHz - xDIMM)

*updates 

kelanjutan tulisan ini adalah kesesuaian rekomendasi dan kondisi diatas dengan solver FE yg saya gunakan yaitu CalculiX, karena selain dapat menggunakan solver library MKL Pardiso juga ada PaStiX yg dikenal lebih cepat.

Selasa, 09 Agustus 2022

rujukan webs detail konstruksi baja

seharusnya buku teknik banyak dipenuhi gambar ilustrasi pelaksanaan jenis konstruksi yg dibahas, untuk struktur baja jenis profil tidak begitu banyak namun aplikasi sambungan akan berbeda jauh banyak sekali jenis peruntukannya. dikategorikan balok, kolom truss, bracing dll atau las (weld), baut (bolt) dan kombinasi. coba anda bandingkan buku baja yg jaman dulu dengan sekarang, detail skematis akan cukup banyak dilampirkan namun buku baja jaman sekarang sya lihat kebanyakan hanya photo yg diambil dari berbagai sumber yg tidak cukup jelas untuk dipelajari konfigurasi dan dimensinya. maksudnya jika dilampirkan photo mengenai struktur baja khusus tsb, diberikan juga tahapan perhitungan desain dan juga detail gambar pelaksanaannya.

jika struktur beton maka gambar ilustrasi penjelas akan cukup monoton, kecuali adanya kondisi lain misal tumpuan atau pertemuan. imajinasi perencana cukup leluasa karena struktur beton dapat dibentuk seperti apa saja nyaris tanpa batas. berbeda dengan struktur baja, adanya pegangan batasan "apakah ini dapat dikerjakan/dilaksanakan?" maksudnya hasil perhitungan dan gambar detail harus dapat dilaksanaan atau dikerjakan tanpa kendala fabrikasi dan dilapangan sesuai dengan sumber daya tenaga, peralatan (drill, cutting,rolling) dan pemasok material (profil, pelat, baut, las) jenis dan kapasitas pengangkat (crane) dan penyokong (shoring)

hal tersebut mengingatkan sya pada beberapa tahun yg lalu ketika bertemu dengan konsultan struktur dari China, meminta prosedur desain beban gempa Indonesia berikut rujukan peraturan (bahasa Inggris) dan sudah sya berikan juga. selang beberapa tempo gambar desain keluar untuk mulai dilaksanakan. namun yg terjadi membuat sya cukup tercengang karena profil yg digunakan tidak ada beredar di Indonesia yg mengacu Jepang. saat ditanya apakah profil tsb dipasok dan didatangkan, jawabnya tidak lalu sya sampaikan tidak beredar ada tersedia disini. seharian sya mencari profil yg sebanding equivalent, berdasarkan rasio kelangsingan lebar atau tinggi dengan ketebalan, luasan dan modulus penampang plastis terbentur berbeda cukup banyak dan jika profil setingkat dibesarkan hanya akan menjadikan konstruksi yg boros. sehingga diputuskan direncanakan desain hitung ulang, sayang sekali bukan hal tersebut tidak ditanyakan dan diskusikan diawal. hal tersbut tentunya tidak begitu rumit jika strukur adalah beton bertulang, misal diameter yg tidak tersedia atau mutu baja tulangan yg sedikit lebih besar/kecil. tahap kesetaraan atau equivalensi masih memungkinkan cepat ditempuh dan diselesaikan.

dalam konstruksi baja dikenal seni merakit, simplifikasi perhitungan sambungan dan standarisasi, cara merakit dibatasi oleh alat potong dan las yg digunakan, misal smabungan baja tubular sebaikanya dihindari jenis las langsung karena membutuhkan alat potong persisi CNC cutting machine yg mana tidak semua fabrikator memilikinya, hubungan berbagai jenis profil yg disambung (open/closed section), kemiringan, banyaknya jumlah profil yg bertemu, dll. sedangkan simplifikasi perhitungan sambungan seperti pada hubungan balok kolom, geser diterima badan sedangkan momen dijadikan gaya kopel sayap tekan/tarik.batang tarik bracing dengan pelat gusset diurai menjadi gaya arah sinus/cosinus pada pertemuannya. bahkan buku luar negeri lebih vulgar menyebutnya sebagai KISS buatlah itu sederhanakan saja dgn asumsi karena tidak tahu persis (keep it simple stupid). sedangkan standarisasi adalah penyederhaan untuk fabrikasi/pelaksanaan dengan mengelompokan jenis sambungan dan profil serta kapasitasnya (over, full, partial strength). kategori over disini bukan dimaksudkan boros, namun angka aman lebih kapasitas sambungan terhadap beban tak terduga semisal gempa atau angin extreme, sehingga diharapkan kegagalan member terjadi lebih dahulu dibanding sambungannya dan terjadi sendi plastis sejarak tertentu untuk adanya disipasi energi. bertahan dalam kurun waktu tertentu sampai berlalu dengan mempertahankan stabilitas kinerja struktur keseluruhan. sedangkan partial juga bukan dimaksudkan kekuatan sebagian tidak penuh sehingga tidak cukup. namun disebabkan karena gaya pada penampang sesungguhnya memang tidak bekerja penuh. kondisi ultimit sesuai kombinasi beban yg bekerja yg biasanya sya lakukan hanya untuk elemen sekunder atau elemen utama juga yg memang hasil keluaran gaya cukup beda jauh dengan kapasitasnya. semisal sambungan splice bolt pada balok IWF desain sambungan sekuat profil penampang akan cukup boros jika diambil dari kapasitas geser badan dan momen kopel tarik flanges karena tidak semuanya ditempatkan pada tumpuan dengan geser maksimum dan momen juga maksimum. jumlah baut dan ketebalan pelat sambung dapat direduksi sesuai keadaan penempatan dan tinjauan gaya yg bekerja pada titik tsb. hal ini yg membuat detail sambungan pada tiap pekerjaan dapat berbeda dan sering ditanyakan oleh rekan kerja. sya jawab ringan, jika lebih sedikit baut atau tipis pelat dibanding sebelumnya pekerjaan lain ya dijawab biar "optimal" begitu sebaliknya jika lebih banyak baut dan tebal pelat dari sebelumnya ya dijawab biar "mantap" padahal kesemuanya didasarkan pertimbangan teknis.

pada masa awalnya detail sambungan baja biasanya tidak dikeluarkan konsultan struktur namun dibuat dan diajukan oleh fabricator, sya dulu biasa menanganinya. untuk gaya pada titik balok/kolom atau batang yg dikeluarkan nilainya akan cukup jelas, namun seringnya hanya simbol saja apakah disitu jenis rigid connection atau simple/hinged connection. untuk itu perencanaan sambungan dapat mengacu pada kapasitas penampang (geser, momen, tarik) dan kategori elemen (beam,column,bracing,truss) diambil dominasi atau kombinasi yg paling menentukan. seperti yg pernah sya alami bertemu dengan konsultan struktur dari Jerman dan Australia.

pernah juga sya mendapatkan detail sambungan yg diterima dari konsultan struktur dalam negeri (Indonesia) untuk pekerjaan bangunan atap bentang panjang tidak bertingkat. profil yg digunakan jenis tapered atau non-prismatic dari susunan pelat yg di las. saat itu sya melihat gambar rencana adanya sambungan end-plate yg dinilai kurang dari segi jumlah baut dan ketebalan pelat. setelah sya lakukan perhitungan setidaknya dibutuhkan hampir dua kali lipat dari desain gambar yg diterima. sya mengajukan namun tidak diterima dan disetujui, dijawab sudah cukup. karena jumlah portal cukup banyak dan nilai kontrak sudah jadi (fix) maka dikerjakan sesuai gambar yg diterima, namun sya mengingatkan jangan dibuat fabrikasi keseluruhan dulu dan juga yg dilapangan erection agar tidak melepas penyangga (shoring) karena diperkirakan akan gagal. jika ingin melepas crane dan shoring disarankan bertahap sedikit demi sedikit dan tidak ada pekerja dibawahnya. benar saja yg terjadi dilapangan sesuai yg diperkirakan dan diperhitungkan, kemudian diadakan rapat mendadak antara owner dan konsultan di lapangan sambil meninjau keadaan. setelah itu kembali kepada pengajuan desain sambungan yg sya buat (jumlah baut dan ketebalan end-plate hampir dua kali lipat juga tambahan stiffener) dgn persetujuan owner hubungannya dgn cost dan pekerjaan berlanjut sampai selesai.


(source )

.

untuk pembaca yg minat pada struktur baja perlu memperhatikan pada detailing sambungan, dapat merujuk pada link diatas. sebuah webs yg sya lihat cukup lengkap dan akan di updates terus oleh penulisnya. yaitu Malcolm Kiernan yg bekerja sebagai detailer & design engineer yg berpengalan lama berasal dari United Kingdom. hal tersebut terwujud karena didukung oleh Parabuild Steel, sebuah software detailer baja sejenis Tekla namun dalam lingkup AutoCAD dan BricsCAD bekerja sebagai plugins, mungkin mirip dengan Graitec Advance Steel yg perwakilan Asia pernah presentasi dikantor sya.

karena begitu banyak jenis sambungan baja maka dalam peraturan hanya diberikan prinsip saja tanpa menyeluruh, peraturan baja Australia dan Amerika memisahkan dan membuat tersendiri rujukan yg terdiri dari banyak paket buku panduan. walaupun itu sudah cukup banyak, tetap saja masih belum berlaku umum. ada juga banyak kondisi yg mana rumusan dapat tidak sesuai. pendekatan dengan program elemen hingga FEA nonlinear memasukan pengaruh plastisitas, kontak dan deformasi besar akan cukup membantu dalam judgment kelayakan untuk dikerjakan/dilaksanakan.

sya juga banyak contoh gambar sambungan yg pernah dikerjakan, namun lebih spesifik terhadap keadaan tertentu tidak berlaku umum dan juga tanpa penjelasan. belum lagi masalah ethics karena secara legal privacy adalah kepemilikan perusahaan (fabricator/contractor, consulting engineer & owner) yg bersangkutan. sehingga tidak dapat sya sebarkan bagikan begitu saja secara massive.


sumber lain bacaan untuk lebih bijaksana dan beretika dalam dunia konstruksi baja,

May 2009 Modern Steel article “Connection Design Responsibility: Is the Debate Over?” by Charles J. Carter

March 2015 Modern Steel article "Connection Design Responsibility - How's it been going?" by Cynthia J. Duncan & Charles J. Carter

Agu 2018 Business Practice Notes No. 17 "Provision of appropriate levels of information to steelwork contractors/fabricators" Matthew Byatt