Kamis, 13 September 2018

ketika hasil analisa FE (balok portal) tidak sesuai

program Analisa struktur berbasis elemen hingga sangat banyak beredar dipasaran, dari yg opensource, free/limited apalagi versi komersial dengan berbagai tingkatan kemampuannya baik solver, modeling dan meshing. biasanya seorang analyst menggunakan lebih dari satu program FE karena keadaan tersebut. walau secara prinsip kesemuanya adalah sama, namun implementasi berbeda. terutama pada jenis element balok, terhadap distribusi gaya dalam ditengah bentang. karena solver FE hanya menghitung member end forces, sehingga untuk distribusi nilai gaya dalam pada bentang diperlukan sub-routine analisa terpisah missal dgn prinsip statika biasa hubunganya dgn beban pada elemen. namun terkadang suatu software FE tidak disediakan, akurasi hasil perhitungan dikembalikan kepada user untuk menempuh verifikasi sendiri.



.


.

.

hal pertama yg dilakukan adalah melihat kembali data masukan yg diberikan melalui graphical user interfaces, jika ingin lebih yakin perlu melihat blok data masukan (ascii input files) yg dapat dibuka dgn text editor. kecurigaan akan hasil output program seperti tampilan berikut, gaya geser tidak sesuai prinsip statika, ditampilkan sama tanda dan nilainya sepanjang balok. momen lentur positif pada tengah bentang juga tidak tampil. menjadikan sya perlu meninjau ulang,



.



.


.



.


.

sya membuat ulang duplikasi masalah dengan program yg sudah lama biasa sya pakai (FTOOL) dan sudah sering sya bandingkan sendiri banyak dgn textbook.


.

.



.

.


.
dapat dilihat defleksi lateral pada titik node (4) dan juga reaksi tumpuan vertical hasilnya identik atau hampir sama, namun pada hasil gaya dalam elemen (shear & bending) cukup jauh berbeda. pada saat awal bertanya-tanya apakah iya sebuah perusahaan developer software yg expert dari Jerman sudah ada elemen shell dan solid brick yg quadratic pada solvernya. hanya dgn kasus portal/balok tidak lolos verifikasi. lalu sya menepis itu, mungkin saja implementasi yg berbeda perlu penghalusan mesh.



.


.


.


.

hasil penambahan mesh balok menunjukan perbedaan dgn sebelumnya, mencoba kembali ke program lain FTool dgn memecah jumlah elemen pada bentang, terlihat tidak berpengaruh, hasilnya sama, hanya ada tambahan nilai pada node bentang tersebut.


.

dilakukan penambahan julah pembagi pada balok secara meningkat (mesh refinement)



.


.


.


.



kelebihan program ini adalah dapat menampilkan deformasi dan tegangan arah longitudinal pada balok (kombinasi gaya normal/aksial dan lentur) secara tiga dimensi. seperti tampilan berikut,
.

(14260 kN/m2 = 14.26 N/mm2)
,
untuk plot gaya internal balok perlu program bantu chart seperti MS Excel atau OO Calc, disediakan pemilihan berdasarkan komponen dan nilai sumber.


.


.


.


.

dari plot grafik dapat dipahami bahwa untuk penggunaan elemen balok syarat mutlak dibutuhkan pembagian pias atau meshing, semakin banyak maka hasilnya akan semakin akurat. setidaknya dibagi menjadi 4 (empat) untuk tiap elemen balok agar didapat hasil bending moment yg cukup mendekati. sedangkan untuk nilai gaya geser agar lebih teliti perlu dilakukan proses interpolasi jenis linear dalam hal ini jika diambil interpolasi terdekat nilai V=140.94+(140.94-65.95)/2=177.5kN. agar lebih merata interpolasi digunakan selisih rata-rata gaya geeser pada bentang.



.



dicoba lainnya pada kasus balok tumpuan sederhana dgn beban merata sebagai perbandingan,


.


.


.


.


pada diagram momen lentur menunjukkan hasil yg cukup menekati jika menggunakan jumlah pias dibagi menjai 4 (empat) bagian, namun pada gaya geser masih berbeda dan membutuhkan proses lanjut interpolasi jenis linear. walau dilihat dari gaya reaksi tumpuan vertical sudah sesuai, hanya digit yg sgt sedikit sekali berbeda dan dapat dianggap sama. dari tinjauan hasil diatas, terutama paa gaya geser dapat diperkirakan kemungkinan besar beban merata oleh program FE dibuat menjadi beban terpusat equivalen pada nodes.


dicoba lainnya pada kasus balok tumpuan kiri adalah jepit dan tumpuan kanan adalah sendi, beban yg bekerja adalah beban terpusat sebagai perbandingan, terlihat cukup diberikan node tambahan pada lokasi titik beban terpusat.



.


.


.




.



.



.


(3164kN/m2 = 3.16N/mm2)
.


contoh lain, sama dengan diatas namun diberikan tambahan beban merata pada bentang sebesar 10kN/m2


.


.


.


*software use: LISA-FET, FTool & OpenOffice Calc




Selasa, 11 September 2018

tinjauan konvergensi FE jumlah elemen dan kebutuhan waktu penyelesaian

dalam analisa mekanika dengan program bantu elemen hingga (FE) diperlukan tinjauan konvergensi hasil berdasarkan tingkatan kehalusan pias (mesh refinement). seorang analyst yg berpengalaman biasanya sudah mempunyai perkiraan tingkatan kebutuhan mesh yg diperlukan serta penggunaan jenis element dan penyebaran tingkatan kehalusan. program bantu modeling dan meshing saat ini sudah disertakan algorithma auto-meshing untuk object sembarang seperti jenis tetrahedral dan hexa-dominant (fully automatic) serta partisi hexa dan extrusion quad-dominant (semi-automatic). masalah meshing akan berpengaruh terhadap hasil analisa, bahkan ada beberapa perusahaan/institusi atau universitas hanya menyetujui penggunaan element full hexahedral dan dianjurkan jenis yg quadratic.


.


ditinjau model solid diatas, ingin dipelajari dan ditinjau konvergensi terhadap penghalusan mesh. metode pembagian pias yg digunakan adalah extrusion quad-dominant jenis quadratic

model (1) very coarse,


(nodes: 713, element: 394, time: 1.314585s)

.
model (2) coarse,



(nodes: 3082, element: 1330, time: 2.7835207s)

.
model (3) medium,


(nodes: 8234, element: 3136, time: 8.1188501s)
.
model (4) fine,


(nodes: 17519, element: 6196, time: 23.7382459s)

.
model (5) very fine,



(nodes: 32338, element: 10787, time: 65.6108413s)


model (6) ultra fine,


(nodes: 78453, element: 24385, time: 1173.6363572s)
.

ditampilkan dalam tabel dan grafik sebagai berikut,


.



.

dari table dan grafik diatas, pada penggunaan mesh yg uniform tanpa setting penghalusan daerah konsentrasi tegangan umumnya akan memberikan hasil dgn tingkat akurasi 7% s/d 12% dibanding mesh yg paling halus. peningkatan jumlah pias secara merata kurang effektif dan hanya meningkatkan jumlah nodes dan waktu penyelesaian saja. 


sebagai perbandingan berikut digunakan meshing metode partisi untuk meneghasilkan elemen yg full hexahedral, diterapkan juga penghalusan daerah konsentrasi tegangan.


.

model (1) coarse,



(nodes: 2848, element: 1588, time: 8.639972s)



model (2) medium,


(nodes: 18368, element: 7400, time: 28.0724377s)


model (3) fine,



(nodes: 57312, element: 20124, time: 288.9533297s)


terlihat mencolok, waktu dan akurasi hasil dari model sebelumnya yg uniform unstructured hexa-dominate metode extrusion. tingkatan ultra fine saja tidak lebih akurat dibanding tingkatan fine (structured & refinement), waktu penyelesain juga jauh lebih lambat sekitar 4 kalinya.



sebagai perbandingan metode lain yg paling cepat yaitu fully automatic tetrahedral, hasil analisa ditampilkan berikut. jumlah nodes meningkat lebih dari 2 kalinya dibandingkan jenis hexa-dominant. konsekuensina adalah waktu penyelesaian solver.


.


(nodes: 6569, element: 5372, time: 4.1196207s)
.
.
untuk tinjauan awal dan tujuan praktis tingkatan (2) coarse meshing tetrahedral automatic atau unstructured hexa-dominant dgn metode extrusion dan penggunaan element quadratic. lebih cepat dalam pemodelan karena tidak diperlukan partisi object solid dan juga waktu penyelesaian solver running yg 100 kali lebih cepat namun dgn konsekuensi perbedaan hasil analisa sekitar ~14%. sedangkan untuk tujuan review final dan penelitian tetap dianjurkan structured hexahedral mesh dgn metode partisi dan penggunaan element quadratic serta penghalusan daerah konsentrasi tegangan.

*software use: SM/PPM & CCX