.
.
.
.
.
.
.
model dan hasil menggunakan cara konvensional dengan mesh menerus,
.
.
.
tinjauan secara menyeluruh kedua metode diatas hampir sama hasilnya, kecuali pada sebaran tegangan yg melebihi leleh pada komponen las arah memanjang. masing-masing pemodelan tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan saat digunakan untuk aplikasi nyata analisa perilaku sambungan baja. metode pemodelan dengan bonded contact atau tie constraint sangat sensitif terhadap mesh pertemuan nodal dari elemen yg bertemu permukaannya, akan gagal mencakup jika node cukup jauh seperti pada penggunaan mesh yg kasar. sehingga untuk menghindarinya perlu digunakan mesh yg cukup halus pada daerah pertemuan tersebut, indikasi terhubung atau tidaknya secara sempurna cukup sulit dilihat secara visual karena jumlah node yg banyak. modeling object atau komponen pada cara tersebut cukup mudah, komponen dapat ditambahkan, dihilangkan atau di modifikasi secara bebas karena sudah mengelompok secara terpisah.
(sumber: Dhondt, 2018)
.
model konvensional meshing secara menerus lebih akurat karena dapat dipastikan semua node elemen terhubung, pemisahan object komponen hanya dapat ditempuh dgn sofware meshing khusus seperti SALOME dengan cara partisi. pengurangan, penambahan atau modifikasi tiap object atau komponen hanya dapat dilakukan secara terbatas karenan semua object tersebut sudah menjadi satu kesatuan.
untuk tujuan konseptual prediksi perilaku secara cepat dapat menggunakan metode dgn pemodelan bonded/glue contact atau tie constraint, namun untuk tujuan review final dan akurasi hasil sebaiknya menggunakan metode konvensional mesh menerus/menyatu dengan dilakukan partisi pemisahan object atau komponen tersebut. akan lebih baik juga menggunakan mesh jenis structured hexahedral untuk mereduksi jumlah nodes dan menhindari masalah konvergensi pada analisa kontak.
.
0 komentar:
Posting Komentar