ditinjau balok sederhana diatas, ditinjau dari beberapa keadaan:
- tanpa adanya gaya aksial
- adanya gaya aksial tekan sebesar 5% dan 10% kuat penampang
- adanya gaya aksial tarik sebesar 2,4 & 6 kali luas tulangan D19 kondisi leleh
interaksi dgn adanya gaya geser dan torsi belum ditinjau, berikut hasil grafis keluaran program.
kondisi tanpa adanya gaya aksial tekan atau tarik,
kondisi adanya gaya aksial tekan,
kondisi adanya gaya aksial tarik,
perilaku dan kapasitas balok dalam berbagai keadaan tersebut dapat dilihat dari grafik perbandingan kapasitas dan hubungan momen dgn kelengkungan berikut.
dari grafik perbandingan kekuatan, adanya gaya aksial tekan menjadikan kapasitas lentur meningkat sampai sebesar 10.33%, sedangkan pengaruh adanya gaya aksial tarik mengurangi sampai sebesar 26.36%. keadaan tersebut tidak selalu dianggap baik, karena peningkatan kapasitas akibat adanya gaya tekan menjadikan jenis atau pola keruntuhan yag getas atau tidak daktail.
belum lagi asumsi ini tidak selalu benar karena kebanyakan balok menyatu di cor monolit dgn pelat slab seperti yg ditampilkan hasil grafis tertera.
sehingga lebar effektif akan memberikan kontribusi cukup besar dalam perilakunya terutama pada momen positif yg menjadikan flens atas pelat mengalami tekan.
agak berbeda dgn kondisi adanya gaya aksial yg bekerja adalah tarik, walau berperilaku baik karena jenis keruntuhan daktail namun penerapan gaya aksial tarik sebesar 6 kali luas tulangan kondisi tarik hanya sedikit saja dalam mereduksi kapasitas ultimitnya, kemungkinan besar disebabkan nonlinearitas material baja tulangan pada strain hardening dan overstrength factors, ini perlu dicari penyebabnya(?) terlihat pada momen leleh (My) cukup besar selisihnya.
... to be add,
kapasitas lentur balok dgn dan tanpa adanya kontribusi gaya geser (MV-interaction)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar