Menu
Translate
Popular Posts
-
Saya sejak tahun pertengahan study Teknik Sipil, biasa menggunakan software aplikasi SAP. Pada saat itu masih SAP90 yg berjalan pada platfor...
-
Perbedaan Peraturan Perencanaan Beton Bertulang SK SNI T15-1991-03 dengan ACI 318-99. Pada penggunaan program SAP2000 untuk perencanaan stru...
-
Tulisan ini dibuat saat ini ketika sdg review suatu bangunan perkantoran 3lt dgn sistem pondasi lajur atau menerus ( continous footing ). Te...
Arsip Blog
-
▼
2015
(45)
-
▼
September
(10)
- user comments & thoughts on 'Tentang saya' are mov...
- pengaruh posisi beban pada analisa tekuk torsi lat...
- code, bagaimana untuk kolom langsing (?)i
- faktor beban tekuk beberapa kolom dgn luas penampa...
- memahami perilaku plastisitas dengan bantuan FE
- render gambar 3d struktural untuk kejelasan penyam...
- tumpuan roll pada analisa FE menggunakan element s...
- OS-32bit waktu untuk menyelesaikan persamaan dan j...
- steel & concrete material properties for FEA
- distribusi tegangan elastis pada balok tinggi
-
▼
September
(10)
Salam kenal
Wah kemampuan, Suyono dalam Analysis Struktur melotok.
mungkin kalo sudah hobi dan didukung latar belakang pengetahuan yang baik Penggunaan program struktur seperti menggunakan game yach..
Jarang Engineer Indonesia yang menguasai program, tidak mengetahui kemampuan program yang dipakainya…
Mudah mudahan apa yang dilakukan oleh Suyono dapat dicontoh oleh Engineer engineer lainnya sehingga istilah “Garbage in Garbage Out Gombal in Gombal Out” dapat diminimalis.
Oh ya.. Dalam about me nya kurang…..Perkenalkan saya juga kelahiran 1978. Civil Engineer lahir di Bandung sekarang kerja untuk perusahaan Design and Built di negri jiran Malaysia.
“””kemampuan saya melotok (expert)””” ? wah ngga tuh, berlebihan. kalo minat iya :)
saya masih termasuk orang yg masih dipusingkan oleh statement dari para ahli “in FE all results are wrong, it’s only an approximation”. Salah dan hanya pendekatan, yang menjadi pertanyaan saya seberapa salah/dekat, apa penyebabnya, berapa toleransinya, dapat diterima? ya pertanyaan itu yg sdh berapa lama ini berada dienak saya, mungkin terus. Saya berpikir untuk mengetahuinya hanya dengan jalan verifikasi/perbandingan, namun itupun belum tuntas paham bagi saya, selalu ada pertanyaan lanjut. yg kadang keadaan tsbt bored juga, something I don’t know :(
Namun saya semangat lagi nih tahun2 lalu ada ahli juga yg menyatakan “it’s easy to construct FE models with error as an easy to correct them when you know how” ya memang seperti yg anyak dijelaskan pemuat software FE penekanan pada konsep pemodelan dan interprestasi output (envelopes) yg mana tahap tsb merupakan keputusan perencana yg didasari dari theorytical background dan pengalaman.
Untuk menghindari pitfall saya biasa menyederhanaan masalah/pemodelan struktur yg simple untuk kemudian dibandingkan dgn software FE. kalo sudah ok, baru kemudian membuat model yang agak kompleks dan terus lebih kompleks kemudian dicheck pada bagian tertentu. mengenai seberapa kompleks saya membuat pemodelan tergantung waktu/kesempatan.
“””menggunakan software struktur seperti org lain bermain game”” :) keasyikannya mungkin kalo dibandingkan sama, bedanya kalo di software FE ga ada cheat code (cara cpt mng) tapi yg ada itu seablek manual format elektronik LOL. Namun sebenarnya untuk software selain SAP, yg saya ingin tahu itu teori pendukung, kemampuan, aplikasi dan yg lebih penting lagi lampiran verifikasinya kan bisa dapet gratis tuh dokumen elektroniknya lewat web.
Oo ya skrg anda sdg berada/bekerja di Malaysia, kalo bulan2 kemarin mungkin saya ga jauh dri situ. Saya di Batam, tugas kerja kontrak supervisi struktural untuk kerjaan gedung kantor bertingkat. Kalo sekarang saya sdh kembali berada di Jawa.
“””About me nya kurang “”” ya nanti kapan saya update lengkapin.
Kelahiran Bandung, ngga jauh dgn saya. Salam kenal juga. Terimakasih.
Salam kenal mas, saya sjanizar mungkin satu hobi kita sama yaitu suka ngotak – ngatik sap 2000, saya ingin nanya gimana caranya bikin elemen shell menggunakan CAD yang bisa di impor ke sap 2000, sejauh ini saya selalu gagal, makasih… by the way saya 2 tahun lebih muda dari anda, mohon petunjuknya mass….
salam
sjanizar
Salam kenal juga mas, wah cool nih sudah bereksperimen untuk elemen shell (referensi pembandingnya dari mana aja? untuk struktur beton, baja atau lainnya)
sebenarnya pemodelan element shell (plane stress/strain, plate bending, shell) dan element solid pada prinsipnya sama dengan pemodelan element frame seperti yg sudah saya buat catatannya itu. jika mengikuti pasti berhasil import CAD ke SAP ngga gagal.
Element
Joint/node, menu Draw–> Point –> Single Point (Command: POINT)
Frame, menu Draw –> Line (Command: LINE)
Star of line (node i)
End point (node j)
Shell, menu Draw –> Surfaces –> 3D Face (Command: 3DFACE)
klik 1st point, 2nd, 3rd dan Last point
Urutan penggambarannya berlawanan jarum jam untuk
definisi Face 6(top) dan Face 5(bottom) serta
penentuan sumbu lokal 1,2,3 element shell tsb.
Solids Draw –> Surfaces –> 3D Solid (Command: SOLID)
saya ngga tau ya, mas Sjanizar gagal di mananya? pada tahap yang mana? kalo mas jelasin tahap-tahapnya mungkin saya bisa bantu (mungkin).
Oo ya kalo mas aplikasikan untuk beton bertulang, shell jenis apa, rujukan dan perbandingannya dari mana aja. saya cari agak susah, dapet darihttp://www.ketchum.org dan peraturan ACI – Concrete Shell Structures beberapalembar.namun menurut rujukan tsb perhatiannya khusus lebih besar pada balok penumpu/pengikat dibandingkan struktur shell itu sendiri. trus lagi biasanya kan balok penumpu tersebut mempunyai eksentrisitas yang artinya akan mengalami puntir.sedangkan element shell kemampuannya tidak baik menerima puntir (E.L Wilson, 1995) gimana tuh mas merepresentasikan keadaan tsb, sharing jugadisini.Thanx
Makasih mas suyono petunjuknya sekarang saya udah berhasil membuat shell yang bisa ditransfer ke sap2000, ternyata saya salah menggunakan commandnya saja… sekali lagi makasih mas…
Saya biasa ngegunain shell jenis thin dan membrane untuk ngemodelin struktur beton, saya gak tau persis sih teori pembandingnya, karena saya hanya ngegunain shell untuk transfer beban aja sedangkan untuk mendesain shell tersebut biasanya saya langsung ngegunain gaya – gaya dalam hasil dari shell tersebut dan di desain secara manual pake excel, untuk ngeceknya biasanya saya liat stresess dan defleksinya, bila stresesnya masuk akal saya anggap beban udah terdistribusi pada shellnya tersebut dan layak untuk digunakan, dan hasilnya “ so far so good “ dan selama ini tidak ada masalah dengan hasil desain yang sudah dibangun, dan pada prinsipnya klo saya tuh hanya memakai sap, etabs & safe tuh hanya sebagai user mas….. so klo ditanya referensi mungkin saya hanya pernah baca bukunya Mc.Gregor & L. Scodeck tentang “shell behaviour” yang menekankan pada perilaku shell jika menerima beban yang menjadi acuan saya dalam menjudgement stresess saya, itu saja…..
By the way untuk sap2000 v.10 ada fasilitas untuk desain untuk desain shell tapi belum secanggih dalam safe, sedangkan untuk sap2000 v.11 saya belum tau secanggih apa seperti yang dikatakan mas suyono ? apakah secanggih safe? Klo secanggih safe sih bagus… ( soalnya belum punya updatenya, bisa minta gak mas?? …he..he..he… )
O ya klo mas, nge desain untuk non prismatic frame gimana mass ?? apa diambil gaya dalamnya aja or gimana ? mohon petunjuknya mas, ….. hatur nuhun, sebelumnya …….
Salam
Sjanizar
aplikasi load path dari plate/slab ke beam frames, bagus itu mas kalo kekakuan plat dimasukkin gitu, jadi ikut mempertimbangkan kekakuan balok penumpunya juga. oo ya penyebaran beban menggunakan tributary areas yg bentuk seperti amplop itu (pola yield line sudt 45drjt) mengganggap kekakuan penumpu pada semua tepi adalah sama, namun kadang kenyataannya khan ada juga balok yang berbeda, apalagi ada secondary beams. menurut rujukan Naveed A. (2002) dan manual ETABS itu bisa ga valid. namun untuk keadaan biasa SAP2000 v10 yg mas Sjanizar gunakan itu sudah mampu merepresentasikan load path pada pelat beton (2 arah) sesuai prinsip tributary loaded areas for membranes slabs behaviour.
Iya mas, SAP2000 yg v10 juga sudah bisa desain beton untuk elemen shell, namun saya liat dokumen referensi bawaannya ngga ada baru di v11 dimasukkan itupun saya dapet dari googling :)
Mengenai kecanggihan SAFE saya akuin sih, terutama di perhitungan punching shear sama tensionless spring representasi kekakuan tanah namun untuk spring ini saya kurang setuju jika merata pada semua slab raft foundation karena kekakuan modulus Ks berbeda pada bagian tepi dan dalam, walaupun tanah dasar dianggap homogon karena pertimbangan perbedaan distribusi tegangan (Newmark) pada daerah tersebut. Kalo slab strip moment design, dulu saya pernah bandingkan SAFE v6 edu dengan SAP2000 (joint force sum atau section cut) untuk pelat tumpuan jepit semua tepi hasilnya sama tuh. ini berarti yang digunakan adalah metode force resultant (doesn’t includes twisting moment ) bukan metode momen resultan (Wood&Armer) jadi berbeda konsep dgn SAP2000, kelebihan sap untuk design beton element shell yaitu memasukkan gaya membrana jadi bisa aplikasi desain plain stress, 2 way plate dan 3D shell.
Desain balok nonprismatic frame kalo ngga tinggi (narrow beams) saya pikir ngga begitu signifikan kalo pake hasil internal force langsung. Untuk balok tinggi dan nonprismatik, dapet rujukan dari AUSI menurutnya simple dgn elemen plane stress trus dihitung force nya dari stress vertikal/horisontal dan ini saya juga lagi coba bandingkan juga dgn metode Strut & Tie dari rujukan yg sudah ada (saya ngga hitung sendiri coz blm familiar) wah ini juga perlu kembali lagi ke buku teori Mekanika Teknik dari Bpk. Margaret S. (1991) terbitan Delta Teknik, kalo ngga jadi blackbox alias saya nyasar LOL
mas suyono, punya software produk csi apa saja??? bisa berbagi nih ???
terutama yang jarang ada SAFE, CSICOL
Saya ada SAP, ETABS, SAFE, CSIcol, CSIdetailer semuanya yg versi student, educational, trial. Kalo saya banyakan dokumennya karena tujuannya untuk verifikasi/perbandingan dgn hasil SAP.
salam kenal mas suyono, saya termasuk new user untuk program sap2000 mas. kalo boleh saya mo nanya nih mas masalah sap. Saya sedang belajar menggunakan fasilitas shell sebagai plate, selama ini saya hanya design dengan model amplop. Tetapi krn saya pikir dengan model amplop tidak mendekati keadaan sebenarnya karena torsi di balok tidak diperhitungkan. Oleh karena itu saya ingin beralih ke permodelan dengan plate. Tetapi masalahnya adalah saya menemukan kondisi yang sangat berbeda saat saya compare cara amplop dengan shell, terutama pada nilai internal forcenya. Yang saya pertanyakan dalam diri saya adalah apakah input yg saya lakukan sudah benar atau belum. Sebagai input buat mas suyono adalah, saya telah melakukan perintah mesh, dan joint constraint, apa ada yang kurang dari hal saya itu mas? Kalo boleh saya minta prosedur step by step untuk perencanaan sap dengan menggunakan shell sbg plate pada frame 3d sederhana saja, mungkin bisa mas suyono berikan dalam btk flowchartnya saja mengenai langkah2nya, dan pertanyaan saya yang lain adalah bagaimana memodelkan penjepitan cantilever plate yang hanya tertumpu pada 1 balok saja disisi terpanjang plate-nya disap2000?kalo boleh saya minta tolong diemailkan trims mas suyono
Salam kenal, saya juga newbie lho mas :) thn 2000an aja saya baru pake SAP itupun yg SAP90 di rental lagi sampe bingung yg punya, org lain paling 1-2jam, saya sering sampe 5-8jam LOL.
btw, seharusnya untuk keadaan biasa (selisih dimensi balok penumpu tidak signifikan) maka hasil dari kedua pemodelan tersebut ga beda jauh. Pada perencanaan, torsi balok juga pada umumnya diabaikan (Tu LessThan phi*Tc) kecuali untuk keadaan khusus e.g balok tepi atau seperti masalah yg kedua dri mas Nico tadi.
Hasil hitungan sudah bener belum ? hmm :) ngga mudah itu mas, jalan yang baik untuk tau ya dilakukan perbandingan dgn metode konvensional e.g DDM/EFM atau Strip/Yield. dari situ ntar keliatan perbedaannya. and trus bisa nge-judgment mana yang logis.
Saya ingin tau ya, meshing yang digunakan yg auto atau manual. untuk tinjauan momen rencana balok pake yg auto aja biar ngga ribet, kalo yg ditinjau momen pelat sebaiknya ngga dianalisi keseluruhan 3D full tapi dibuat sub-structuring lebih sederhana dgn dianalisa per lantai.
Penggunaan constraint untuk yang apa ya? jenis constraint apa? kalo untuk representasi eksentrisitas pusat balok ke pelat (rigid link) ya jelas hasilnya bakalan beda jauh karena balok mengalami gaya aksial (tarik pd bentang) sedangkan momennya kecil.perlu konversi untuk momen yg merupakan fungsi dari lengan Jd.
Model pelat ditumpu balok pd satu sisi panjang saya menurut saya simple mas kalo cuman cari momen rencana balok. masukan aja momen puntir tersebut ke balok dengan beban momen per satuan panjang (m’) arah sumbu lokal-1 elemen.tapi kalo yang dicari momen pelatnya, ditinjau dulu pelat jenis apa 1way or 2ways (Lx/Ly LessThan 2,5) kalo 2ways, baru perlu pake FE/SAP. ok tu dulu, hope this help.
halo mas syont, sori lama ga reply infonya nih. Thanks banget masukannya, saya beberapa waktu ini masih suka coba2 dengan analisa frame3D dengan shell sebagai plat nya, mmm masalah comparasi sudah saya lakukan baik dengan direct design method maupun dengan kemp’s strip methode (kebetulan saya dapet referensinya itu aja untuk analisa plat), dan hasilnya masih cukup signifikan dan cukup mengkhawatirkan saya jika memakai pemodelan dengan shell pada pelat untuk analisa frame 3D, ( hehehe bikin ga pede kalo analisa frame pake shell utk platnya ). O iya, sbg info lg, meshing utk frame sy pake yg auto, sedangkan utk shell saya sesuaikan dengan meshing pada frame, sehingga joint2 hasil mesh-nya ketemu antara joint di shell dan di frame (balok).
OK saya akan coba saran dari mas syont mengenai analisa slabnya per lantai, tapi yg jadi pertanyaan saya kalau kita analisa perlantai pengaruh redistribusi momen dari plat sebelahnya tidak akan terhitung dong mas?
Pertanyaan saya yg lain, saya pernah baca di situs pak wiryanto tentang pusat sumbu plat dan pusat sumbu balok berimpitan, sehingga posisi plat ke balok tdk cukup realistis pada permodelan di sap2000, jadi bagaimana cara memodelkannya agar sisi atas plat bisa sejajar dengan sisi atas balok ( saya pernah mencoba dengan melakukan command move sehingga posisi plat sisi teratas sejajar dengan balok, tetapi hasilnya malahan pelat itu tidak monolit dengan baloknya, walaupun mesh plat sudah saya sesuaikan dengan mesh pada frame). Mohon masukannya nih mas Syont.
Wah terlalu banyak nanya nih, sori lho mas…hehehe
Perbedaan masih signifikan, yg dimaksud signifikan mas Nico itu berapa persen? dititik kolom mana, interior atau eksterior?interprestasi momen balok/pelatnya gimana? coba send aja file S2K nya ke mail saya (ada diatas) biar saya liat2
“…tapi yg jadi pertanyaan saya kalau kita analisa perlantai pengaruh redistribusi momen dari plat sebelahnya tidak akan terhitung dong mas?”
maksudnya?? saya pikir mas Nico salah persepsi penjelasan. yang dimaksud saya perlantai itu semua panel pada suatu lantai bangunan. kalo yg mas Nico tangkap per panel yah? klo gitu pembandingya jgn DDM tapi dgn metode Dr.Marcus (Ir.Margaret S. & Ir.Gunawan T.”Konstruksi Beton”).
Titik pusat CG pelat ke Balok memang selisih (pak Wiryanto benar), makanya perlu dihubungkan pake rigid link untuk representasi eksentrisitas biar gaya dari node pelat tersalur ke balok. tapi ya seperti yg sya jelasin kemarin, kalo model gitu baloknya bakalan nerima aksial tarik pd bentang. sehingga perlu konversi/penyesuaian terhadap lengan momen/ jarak eksentrisitas (time consuming). Beliau berpengalaman pake SAFE coba aja tanya, di SAFE asumsi pemodelannya gimana?
Banyak cara mas modelin pelat ke balok itu, masing2 punya advantages/disavantages. saat ini saya aja ada 3 pendekatan pemodelan untuk masalah tersebut. belum lagi pelat beton jenis flat slab. Kalo saya sendiri bisa sampe 10 model pendekatan dalam nangani satu masalah untuk perbandingan kemudian judgment mana yang bisa dipercaya :) komputer kan nurutan dan cepet lagi kerjanya tinggal kita yg nyuruh2 aja LOL
oops, sori mas syont, saya salah tangkap masalah analisa pelat secara sub-structuringnya, saya pikir perpanel, ok thanks koreksinya. Mm kebetulan saya ga bawa filenya sekarang besok saya akan send file s2k-nya ke mas syont. Ok sekarang masalah center of gravity nya balok dan pelat, boleh dong mas syont kasih pembahasannya kesaya ( semacam note beserta examplenya sih kalo boleh) atau mungkin dibahas diblog ini dan beberapa pendekatan model balok ke plat tersebut.
Saya kebetulan jg tidak ikut kursusan SAP, jadi belajar dari temen aja terus banyak cari bukunya dan melakukan study case sendiri aja mulai dari yg soal2 yg simple2 aja lah, nah kebetulan sekarang terbentur di masalah koneksi antara plat dan balok itu. “koneksi seperti apa yg harus saya buat agar balok dan plat mendekati keadaannya”masalah itu belum bisa saya temukan jawabannya, terus terang saya jg belum menguasai semua fungsi dari menu sap secara baik. Saya pernah coba konektivitas antara pelat dengan balok saya buat jepit2 pada pertemuan joint hasil mesh pada pelat dan balok, ternyata hasilnya tidak logis, tapi tanpa saya restraint pada joint2 tersebut hasilnya malahan lebih logis ( logis disini saya lihat dari perilaku deformasi pelat dan balok setelah di RUN ) namun ya itu tadi, hasilnya selisih 60-70%an, walaupun kalau dicek joint reaction yg terjadi tidak berbeda jauh antara analisa model amplop dan analisa langsung dengan plat. Mungkin itu saya perlu infonya dari mas syont tentang filosofinya konektifitas antara frame dan shell dalam analisis frame 3D (khususnya konst.beton).
O iya ada literatur bagus tentang sap2000 untuk bahas ini ga mas?. kebanyakan buku SAP yg saya beli tidak menjelaskan secara baik tentang frame and shell connectivity (termasuk edisi lamanya buku sap pak wiryanto, untuk buku barunya saya belum beli), malahan saya dapet “ilmu” tentang sumbu balok dan shell berhimpitan saja dari situsnya pak wiryanto hehehe. Wah malah curhat nih…
Tolong mas Syont saya bagi ilmunya tentang pemodelan frame dan shell (khususnyakons.beton). Ok mas besok saya kirim filenya. Thanks banget masukan2nya mas Syont, berharaga banget buat saya..
Allo mas Nico saya mau nanya nih rumus disini dapet dari mana? tanya yang ngasih aja? asumsinya gimana tuh rumus (equivalensi) batasan? anda masih kuliah khan, beruntung.
di file excel anda:
qe trap =0,5*C17*(E$21/B$21^2)*(B$21^2-E$21^2/3)
qe segitg =(C17*E$21)/3
dimana :
C17 adalah W
E21 adalah Lx
B21 adalah Ly
truss lagi file SAP yang anda kirim saya anggap dikategorikan junk files. saya cuman bisa baca ini, lainnya input (S2K,SDB) ga ada filenya.
NUMBER OF FRAME ELEMENTS FORMED = 24
NUMBER OF SHELL ELEMENTS FORMED = 12
untuk dua panel (6x4m) ngga cukup mesh FE segitu. truss ada pesan:
* * * W A R N I N G * * *
ZERO STIFFNESS FOUND DURING ASSEMBLY FOR DOF UX OF JOINT 24
LOCATED AT X = 1.500000, Y = 2.000000, Z = 4.000000,
STIFFNESS MATRIX DIAGONAL VALUE SET TO 1.00E-10
….. masih 12x warning lagi, ada apa?? kalo zero stiffness gitu kesalahan pemodelan yg fatal.
kenapa anda mepercayai kalo hasil analisa itu benar dan digunakan sebagai perbandingan. ngga ada warning aja bisajadi masih ada kesalahan.
untuk q ekivalensi, itu dari model pembebanan amlop plat ke balok2, dari model trapesium dijadiin model merata kebalok ( jadi q eqivalen itu), trus model segitiganya jg sama dijadiin beban merata . jadi momen maksimum hasil pembebanan trapesium di eqivalen kan dengan momen max hasil beban merata. Wah susah jelasin disini , besok saya kirim penjelasannya ke email anda mas syont, sekalian sama file sapnya saya coba send lg, mudah2an bisa.
masalah message zero stifness itu biasanya karena apanya yah? apa mesh pada plat yg saya lakukan terlalu banyak? atau frame sama slab connectivity nya tidak betul?kebetulan prosedur yang saya ikuti itu dari buku sap2000 yang saya beli (walaupun untuk mesh dalam jml yang bnyak itu saya coba2 saja, karena dibuku biasanya mesh platnya : 2 by 2)
wah, thanks banget mas saya punya temen utk sharing nih masalah struktur maupun sap, mudah2an mas syont ngga terbebani oleh “ulah” saya ini… hehehe. ok mas besok i’ll send file-nya, mudah2 mas syont mau terus untuk saya ajak konsutasi.. thanks
iya mas, saya juga pernah pake ekivalensi gitu ada ko rujukannya (buku saya STM Konstruksi Beton terbitan DepDikBud) cuman saya agak lupa perbandingan untuk momen maksimum lapangan atau tumpuan yang dipake? kondisi tumpuan sederhana atau jepit keduanya? ya gapapa kalo mau kirim biar saya baca2 lagi. saya udah lama ngga pake itu, yang saya pake 1/2.w.l dari rujukan R.Park&Gamble (Reinforced Concrete Slabs) saya belum pernah sih bandingin secara detail waktu itu (kuliah) hanya sekilas, cuman ada yg janggal aja dan lebih percaya yg tanpa ekivalensi. malah ada lagi mas ekivalensi node end momen M (1/12.q.l^2) dan gaya P(1/2.q.l) mungkin saya perlu uji scara rinci lagi tuh rumus buat dibandingin, keliatannya nya sih sepele (bagi yg ngrasa udah tau) tapi pasti ada yg berguna disitu (menurut saya).
Zero Stiffnes kalo diprogram FE yag semiauto seperti SAP2000 biasanya disebabkan oleh suatu node yang ga connect sama node element lainnya, kalo dimasalah tadi node shell (slab) ga connect sama node frame (balok). kalo ngga untuk element quad shell bentuknya mendekati triangular juga bisa bikin error gitu.
btw, mesh FE 2×2 sudah cukup, bukunya siapa tuh mas? untuk satu lantai bangunan besar/luas yg terdiri dari banyak panel mesh-nya bisa sampe ratusan.
oo ya mas, menurut saya ini bukan konsultasi yah (coz saya ngga ahli gitu) belum tentu bisa jawab semua. jadi lebih pantes disebut ngobrol2 teknik :) ada “something i don’t know” disini
haha.. ilmu padi = semakin tinggi semakin merunduk. Padahal aku baca ditulisan mas syont yg dulu belajar dari sap90 awalnya pake komp rentalan (gilee top banget), sekarang kebanyakan org yang bisa sap2000 aja disuruh ngerjain pake sap 90 minta ampun kali …hehehe. o iya saya udah send filenya ke email mas syont, mudah2an ga trouble. Trus thanks banget soal pemberitahuan masalah warning : zero stiffnesnya itu, saya coba pelajari lagi ternyata saya salah melakukan analysis option nya, saya menggunakan space frame, setelah saya baca2 lagi ternyata pake grid plane. Wuiih gile, saya perlu cari tau lagi tuh filosopi apa yang membedakan setiap option analysis yg kita pilih diSAP supaya saya ngga salah2 dalam memilih analysis type yg digunakan utk run di sap. Memang kalo dilogika dari definisi penamaannya jelas grid plane lebih kena kekasus-kasus frame yang menggunakan material shell ato plat, sedangkan space frame hanya untuk rangka saja, tapi saya belum tau kapan kita memakai tiap2 option yg ada di analysis option. Ada masukan mas syont? Thanks
zero stiffness gitu artinya gagal membentuk/menggabungkan matrik kekakuan struktur koordinat global, penyebab utama node element ga connect sma element lain dan ngga menjadikan rigid body motion.
untuk analisa frame (balok,kolom)+shell(slabs) karena yg dianalisa 3D maka option spaceframe (wi,oi dimana w=deformasi,o=rotasi,i=x,y,z) sudah bener tuh. tapi kalo tanpa elemen frame(kolom) maka analisa jenis grid (wz,ox,oy). Filosofi/Prinsipnya ngga sprti yg mas Nico jelasin, di SAP2000 option spaceframe itu artinya analisa 3D penuh (deformasi&rotasi) kalo ada 3D sheel e.g kubah optionnya juga sama gitu, kalo spacetruss sama 3D tapi rotasi x,y,z ga dimasukkan. kalo plane frame/truss mirip juga cuman 2D sesuaikan kita buat di bidang XZ atau YZ. kalo grid sama dgn slabs 2D bidang XY yg dihitung defleksi z dan rotasi x,y. Rujukan yg bagus untuk ini dapat dilihat di buku “Analisa Struktur Metode Matrik” karya Prof. Bambang S. (UGM) terbitan Beta Offset thn2000.
hi buddy!
seneng banget bisa ketemu kamu dalam keadaan seperti ini…
Progress!
succes bud!
senang rasanya melihat kamu masih tetap exist. yea…
aku masih disini yon, indonesia for skinhead you know?
well…
bapak yang satu ini kritis, liberal dan independent…
scholarhy ofcourse….
bud, ini no hp ku 081394892790
contact me kapa pun kamu perlu ya…
thx for add me bud!
good luck for your movement!
c
morning again, say oi!! to the world
hi juga, sibuk tugas ya baru keliatan skrg (ditunggu2). seneng juga bisa ketemu kamu lagi Fer. ok, aku pasti contact kalo deket kamu. just to ask, may we meet? half an hours only for cofee break.. and talk about life. senggangkan waktunya ya nanti kapan.
indonesian for skinhead, i know who you are. you know who i’m, and we know who we are.
bapak yg satu ini lebih kritis.pemikir, had a big dream and i believe he doing something to get it. lucky guys.
btw, don’t say thx for add. you’re my friend. k
Mas Suyono… kemarin aku banding-bandingin hasil SAP sama perhitungan manual dari Bpk. Gunawan & Margaret kok banyak perbedaan tanda plus minus nya (tarik/tekan) dengan nilai-nilai yang sama. tanya kenapa ???
mas Joko, gini ya. bicarain teknik disitu ada angka (0123456789) kalo tadi gitu ya apa bedannya dgn ibu2 arisan ngerumpi/gosip.
pie kabare?
sofweare engko dina sabtu tak kirim…
ning alamat mang agung kan?
kaset bli bisa soale kita lagi ning cerbon..
sorry ank
miss u :-)
allo Go, kabar ? hmm… time goes by, but the spririt still remain, HxC. don’t say sorry,nothing wrong with you, it’s ok. miss you too.
alo mas syont… pa kabarnya?
lagi sibuk apa sekarang? kok pembahasan tentang teknik sipilnya mulai redup nih mas?
mas mo nanya-nanya nih masalah desain dengn sap2000
1. Saya belumlama ini mencoba latihan one way slab dengan sap2000, pada saat melihat output gaya dalamnya (momennya) Mmax negatif terletak tidak pada tengah-tengah sisi plat tertumpu.. tidak seperti pada two way slab yang Mmax negatif-nya terletak di tengah-tengah sisi-sisi tertumpu…
Pertanyaannya : apakah hasil momen max negatif utk plat satu arah memang seperti itu jika menggunakan FEM, karena kalau dengan cara konvensional yang ada momen maximum negatif plat terletak di tengah bentang sisi-sisi plat…Lalu saya pernah dengar bahwa analisa plat satu arah dengan sap tidak memberikan hasil yang baik..apa betul mas?
2. Bagaimana caranya mendesain(cara memodelkan) struktur frame pada sap2000 apabila:
1. pada salah satu elemen frame ( misalnya pada kolom beton bertulang ) terdapat gaya aksial yang tidak sentris pada sumbu kolom?
2. balok tidak terletak tepat pada center kolom? (apakah perintah move utk menggeser balok sesuai dengan eksentrisitas yang ada sudah cukup untuk model sepert ini?)
Trimakasih mas Syont..
kabar baik.. sy lagi lagi banyak kerjaan desain, kebayakan struktur baja jadi perlu perhatian extra karena desain yg tergolong rumit (analisa strukturnya sih ga rumit2 bgt simple 2D juga bisa) selain itu lagi ada personal project bikin pemrograman desian elemn struktural baja/beton lanjutin yg dulu. … jadi skrg jrg tak-tak-tuk ngetik bikin catatan. mengenai pertanyaan mas Nico, menurut saya :
1. momen pelat negatif atau posistif pda tgh bentang ya tergantung definisi beban persatuan luas yg ditentukan, keliatannya kasus diatas Shell Unifor Loads nya +Z tuh mas, kalo ga cek nilai Nu (poisson ratio) , oo ya desain pelat satu arah dgn SAP kurang baik diapanya ya ?? menurut siapa tuh, ada makalah/tulisan di web nya, boleh saya baca2.
2. Eksentrisitas gaya, menimbulkan momen M=P.e bisa ditetntukan lsg pd titik node. Kalo lebih kompleks lagi pake rigid links jika struktur dianalisa secara keseluruhan.
dimove gitu aja gimana node nya bisa ktmu, gap.. pengaruh eksentrisitas ga terwakilkan.
ok tu dulu met : logical surfing in engineering problems :)
pie buku na pa wae?
engke di tiangan heula aya nte buku na..
klo dah dapet Yogo kabari A. thank’s
wah lawas pisan ditunggu :) judul buku :
Struktur Baja Desain dan Perilaku 1&2 (Salmon, Charles G.)
coba cari di gramed dket bunderan ya.. kali masih ada, kalo ga ya pawnshop book’s bringharjo .. ok thanks, walau ga yakin dapet.
Ngenet sing HP kieh :)
coba-coba eh ternyata cepet jg :)
kieh lg coba pulsa 10 rb brp jam….
mas, mo nanya, kalo mo bikin plat trus bagian tengah dibikin lubang2 gimana caranya? modelnya kaya sarang tawon.
tnxalot
mngkin yang dimaksud jenis balok grid dgn arah balok diagonal gitu, lha terus pelatnya yg dimana.. atau apa ya??
mas,salam kenal…….
nieh awy,,,,,,
oia aku mau nanya,,,
1. pada sap2000 v.11 untuk mendefinisikan elemen balok, apakah typenya berupa coloum atau beam, soalnya adanya yang mengatakan bahwa elemen balok didefinisikan sebagai coloum (P-M2-M3), apa bedannya jika didefinisikan sebagai beam (M3)?
2. apa bedanya check dan design pada pendefinisian coloum, apakah tetap diberi tulangan pokok dan tulangan geser?
3. bagaimana mendefinisikan massa pada bangunan yang tidak beraturan?
3. apakah yang dimaksud Analysis pushover ? apa aja langkah2 melakukan analisis ini?
Thanks ya mas….atas jawabannya…!
Saya pake yg student version 7, yg bisa sy jawab..
Desain balok hanya memperhitungan lentur sumbu kuat saja, lentur sumbu lemah dan gaya aksial tidak diperhitungkan. Hasil desain berupa luas tul. perlu bagian atas (negative) dan tul. bawah (positive) dan tul geser..
Desain kolom memperhitungkan semua termasuk gaya lentur sumbu kuat & lemah (biaksial) serta gaya aksial tekan/tarik. Hasil desain, berupa prosentase tul. dgn asumsi reinforcement distributed equally, except user defined. dan tulangan geser.
Anda sudah coba anlisa pushover ya… great, kalo saya pribadi sih belum pd analisa gituan ’cause saya udah ubek buku text book nya pak Widodo Phd. (UII) trus Structural Dynamics nya Mario Paz juga ga ketemu tuh. sya jadi bingung trus gimana ngebandinginnya, sap2000 ngapain aja ya kalo saya run pushover??
Ok lah sya coba jawab, beberapa pakar mengenai bidang tersebut menyatakan bahwa langkah-langkah dalam analisa statik pushover adalah sbb:
– Hitung frekuensi alami dan ragam getar setiap tingkat untuk respons linear elastis suatu gedung.
– Untuk setiap ragam getar dibuat hubungan antara gaya gempa dasar (V) dengan defleksi lantai puncak (d-toof) untuk kemudian menentukan distribusi gaya gempa tiap tingkat.
– Sederhanakan kurva pushover menjadi dua garis linear. Kemudian konversi menjadi kurva hubungan Deformasi dan Gaya gempa per satuan massa tiap tingkat.
– Hitung riwayat defromasi dan percepatan tiap step waktu (t) untuk tiap ragam getar ke?. dari respons inelastis struktur berderajat kebebasan tunggal (SDOF).
– Modal kombinasi dari beberapa ragam getar tersebut menggunakan SRSS atau CQC
– Hitung nilai tertinggi/terbesar dari semua respons.
– pada nilai simpangan tinggat atap tsb maka metode sataik pushover memberikan estimasi nilai tertinggi/terbesar yg berupa simpangan lantai, simpangan antar tingkat, rotasi join dan sendi plastisnya.
Analisa statik pushover merupakan pengembangan lanjut dari Metode Respons Spektrum.Langkah atau presedur diatas hanya untuk struktur gedung yg simetri dgn beban gempa tegak lurus (aksis), ragam getar yg ditinjaun biasanya 2 atau 3 sudah mencukupi.
Mav mas, kurang jelas.
maksude Mo bikin plat lantai dengan tebal sekitar 15cm. karena di bagian tengah plat kurang berfungsi dan cenderung menambah beban mati, maka di bagian tengah dilubangi sekitar 7cm. sedangkan sisa masing2 4cm di atas dan dibawah dipertahankan untuk tulangan. begitu juga dengan bagian sisi (seperti kardus kosong). rencananya ruang tadi akan diisi dengan styrofoam atau meterial lain yang lebih ringan. yang saya bingung, bagaimana pemodelan strukturnya dengan menggunakan SAP 2000?
Tambahan lg mas, kalo ruangnya g cm 1, gmn y? ky ruang2 tertutup.
Tnx alot
kalo bentuknya masih biasa (persegi) maka permasalahannya hanya pada perbedaan ketebalan saja, SAP/SAFE udah bisa buat desain pelat gitu. Sedangkan kalo bentuknya ga pesegi misal hexagon seperti yg mas Didik bilang diawal, maka selain permasalahan ketebalan maka penentuan momen rencana pelat beton juga agak sulit karena ga searah sumbu axis X/Y, plate twisting moment akan berpengaruh. kalo mau quick desainnya saya rekomendasikan pake SAP yg menggunakan fasilitas perencanaan beton bertulang langsung yg hnya tersedia di versi 10/11, namun outputnya berupa max reinforcement intensity jadi agak boros.
Ruangan ga cuman satu ? mungkin yg bedaain paling line support/load akibat adanya dinding penyekat ruang..
Hallo!
Saya Albert dari Medan, salam kenal buat semua, saya bekerja sebagai structure engineer di Medan, saya biasa menggunakan SAP 2000, ETABS, SAFE+csi detailer, Section Builder dan CSI Col untuk yang lain saya juga sudah mencoba STAAD.Pro,SANS.Pro buatan pak Nathan (bagus karena ada drawing detailnya), Midas (bagus untuk jembatan), Robot Millenium/ Prokon dan SCIA ESA PT (bagus karena ada perhitungan untuk sambungan), CSC Orion (bagus untuk detailer beton) untuk pondasi saya biasa pakai STAAD foundation, IAFES (bagus untuk detail pondasi, volume pondasi) dan foundation 3D (detail pondasi cukup bagus)
Untuk kapasitas tiang saya pakai Npile dari Pak Nathan (data bisa SPT dan CPT), All Pile (datanya untuk SPT) dan group pile (data untuk CPT) untuk detailer baja saya biasa pakai prosteel atau untuk beton bisa coba graitec concrete, untuk program ini biasanya kalau kita install maka programnya akan masuk kedalam program Autocad kita dan menambah icon/tempelate di autocad tsb, tetapi sekarang karena saya lihat detailer Tekla lebih bagus dan lengkap maka saya coba belajar Tekla, tetapi terkadang saya senang juga utak atik sendiri dengan excel, Matlab ataupun Mathcad sepertinya lebih puas, apalagi yang kita buat bisa kita kreasi sendiri dan original serta dapat kita pakai sebagi report untuk design criteria tanpa harus takut terkena pelanggaran hak cipta/membajak, dari program yang pernah saya pelajari ternyata memang program tersebut ada plus minusnya maka terkadang sering saya kombinasikan satu dengan yang lain, misalnya untuk mesh elemen produk CSI lebih enak tetapi untuk tampilan visual ataupun detail kurang bagus atau tidak ada sama sekali, kalau detail beton CSC Orion atau ST4CAD (buatan Turki cukup bagus karena menggambarnya sudah sesuai dengan peraturan yang digunakan dan gambarnya seperti gambar beton kita) demikian juga SANS.pro sudah cukup baik untuk penggunaan praktis, untuk program detailing sangat membantu untuk kecepatan pekerjaan karena biasanya porsi menggambar struktur biasanya memakan 3/4 dari waktu kita untuk menyelesaikan desain, seperti pada program RCAD steel dan concrete pada Robot Millenium sangat bagus untuk detail karena tinggal memasukkan parameter dan setelah itu program yang akan buat detailnya, untuk saat ini sudah banyak kolaborasi antara program2 CAD yang besar spt Autocad, Revit, Archicad, Microstation dengan program2 struktur diatas, jadi pekerjaan struktur sudah lebih mudah dan cepat, hanya perlu diingat pengetahuan sipilnya sangat penting karena kalau tidak kita tidak akan tahu mana yang benar atau salah alias hanya sebagai operator saja. Oh ya itulah sekilas pandangan saya mengenai program struktur dan CAD dewasa ini kepada teman-teman, saya di sini tidak bermaksud untuk mengatakan saya bisa semua tetapi lebih kepada kita yang biasa menggunakan program sebagai suatu alat harus ber-hati2 dan harus mempunyai basic yang baik untuk mengetahui benar tidaknya suatu program dengan pengetahuan kita yang ada karena itu program juga harus kita verivikasi kebenarannya.
, karena program hanyalah ciptaan manusia, tetapi kita harus bersyukur karena diberi kemudahan untuk mengerjakan sesuatu desain struktur dengan lebih cepat dan akurat.
Salam
Albertus S, ST
Medan
wah banyak banget ya surfing software aplikasi sipil, diantara list diatas yg sy udah pernah coba cuman tekla, dapet training dari staf konsultan nasioanl (jakarta) skrg beliau bekerja diperusahaan asing di malaysia. sayang sya ga minat aplikasinya cenderung CAD bukan CAE, jadi ga sya lanjutin (not interest because i’m not a drafter/detailer). memang ada sih connect desain /analisa strukturnya dgn STAAD namun capabilitiesnya ga lebih beda jauh dgn SAP karena sifatnya yg general purpose.
verifikasi itu menurut sya sesuatu yg mudah untuk dibicarakan namun sgt sulit untuk dilakukin, karena … software nya yg bersifat propietary jadi kebanyakn blackbox ga terdokumentasikan kecuali vendornya berasal dari akademis sperti OpenSees atau GT-Strudl kebayakan didapat dari research thesis/dessertasi jadi ada kemungkinan bisa ditelusuri asalnya.
Mengenai desain pelat setahu sya program SAFE dgn STAAD berbeda, lalu gimana ya bandingin mana yg lebih dianggap bener. belum lgi ketemu PCA-Structure point, sudah bisa bikin program dgn metode field moment (pd PCA-Wall) kenapa di PCA-Slab masih menggunakan metode portal ekivalen 2D, ada apa ya…?? kalo ngeliat gitu bukankan membandingin/verifikasi mana yg lebih bener itu sulit??
slam, trims.
ank kaset lagu2 PUNK end HARDCORE ko yogo anter ning jakarta..
isya4jjl bis ujian ni k jakarta,. OK
C U :)
ok ditunggu.., ni jg dah ambil bnyak flv dari YouTube. btw no ph susah nyambung sih, gangguan?. ya udah.salam
Pak, saya mau tanya.
Bagaimana cara mendesain suatu plat beton bertulang yang bentuknya tidak teratur?
Dan bagaimana pendistribusian beban yang diterima plat menuju pembebanan balok pada kasus plat yang tidak simetris ini?
Sebelumnya terima kasih banyak atas bantuannya pak…
Oh ya, mungkin bapak juga bisa membantu dalam referensi buku / file yang bisa digunakan dalam menyelesaikan kasus ini.
Terima Kasih Pak…
bentuk tidak teratur gimana maksudnya ? masih segi empat namu tidak orthogonal
bentuk sembarang. kekakuan lentur semua balok penumpu sama perbedaan ngga signifikan? Prinsipnya sih hitung dulu beban total yang bekerja lalu dibagikan kesisi penumpunya, tarik garis 45 or 60 drjt tergantung kekakuan balok trus hubungkan titik pertemuannya. dari situ diketahui luasan daerah 1s/d4. beban yg diterima balok itu sedanding dgn prosentase daerah luasannya, jika ingin mencari beban per unit panjang gunakan persamaan. Buku referensi ngga banyak ada juga dari Lecture Notes sya lupa dimana link nya. Mengenai validitas, bandingkan dgn model FE full besarnya selisih nya tergantung model yg ditinjau.
jadi begini Pak, misalkan aja platnya bentuknya trapesium sama kaki yang ditumpu oleh balok disemua sisinya.
Tentunya beban tidak bisa dibagi menurut sudut 45 derajat, karena sudut antara balok yang bersebelahan tidak tegak lurus seperti kasus pelat persegi atau plat persegi pjg biasanya.
Saya pernah membaca tentang teori garis leleh, tetapi saya masih belum paham betul tentang teori ini karena kurang referensi dan kebanyakan hanya menampilkan sepintas saja. Apakah teori tersebut berkaitan dg kasus plat ini?
Mungkin Anda bisa membantu saya.
Terima kasih banyak atas semua informasinya.
ada hubungannya ngga dgn metode garis leleh? ngga mudah jawab itu karena sya ngga familiar jga dgn metode tsb. kalo diliat dari tarikan garisnya sih mirip, nanti sya liat2 lagi. “tidak bisa dibagi menurut sudut 45drjt karena balok penumpu tidak saling tgk lurus.” anda pernah membandingkan? berapa presen selisih dgn metode pembanding sdr?
kalo pke software, setahu saya Etabs bisa menghitung otomatis kasus gitu, ada pengunjung yg biasa pake tahu dsar hitungannya ? sdr Arief mempertanyakan tuh.. saya udah pernah bca2 manualnya yg versi 7 cuman ngga ada, ga tau yg versi baru.
Assalamualaikum mas suyono… gimana khabar? tambah sibuk saja nih. Boleh saya nanya-nanya via japri seputar modeling bangunan menggunakan SAP 2000 ???
Wa’alaikum sallam, mas Edi..khabar sy baik, smga anda juga. keliatannya lagi banyak proyek juga ya di Bali :) succes deh. Kalo sya skrg di Jkt mas punya cerita jadi design engineer yg banyak ngadepin owner/manager yg berpikir “simple” padahal itu menurut sy ga, pusing dah gw. Mau nanya apain nih mas, desain kolom untuk proyek rumah 2lt yg lagi dikerjain? pake kolom bentuk L atau T aja, biar bisa ngikutun kemauan arsitek yg idealis :) ruangan pengennya keliatan flat.
Assalamualaikum Mas Suyono, salam kenal.. saya ingin sedikit bertanya, selama ini, dalam pemodelan FEM, saya selalu menggunakan software MSC.Patran/Nastran 2005. Hmm.. Kira2 bila saya ingin beralih ke SAP, apakah lebih sulit untuk menggunakannya dibandingkan dengan MSC.Patran/Nastran..?? menurut mas.. lebih user friendly mana SAP atau MSC.Patran/Nastran..?? terima kasih
Wa’alaikumslm, salam kenal jg. sy dulu pernah pake Nastran4Win dulu sih sy pake jga karena kemampuannya dlm nonlinearitas material, geom dan buckling-nya. kalo MSC.Patran/Nastran yg anda pake 2005 pastinya lebih canggih, lebih sulit mana? kayaknya tergantung model yg mau dianalisa trus lagi element yg mau digunain. Kalo element frame&2Dplate pke SAP2000 lebih fleksibel, tapi kalo element 3d shell or Solid, Nastran lebih fleksibel dalam masalah 3d modeling, meshing, applied load/BC’s. Mengenai nonlinearitas material,geometry,buckling, SAP2000 yang versi baru juga dah capable. namun u/ nonlinear material ref blum lkp.
mas bagi csi detailer versi student dong.. makasih.. di posting ke emailsjanizar@yahoo.com saja dong…. matur nuwun….
csidetailer ada versi yg student?? demo kali ya, tanya om google aja, gitu aja kok situ repot :) trus mas Sjanizar,.. emang software kayak kartu ucapan ya bisa dibagi2in lsg via mail.
mas suyono minta linknya csi demo version dong, soalnya saya udah browsing ber mnggu – minggu gak ada hasilnya, yang ada cuma csi detailer yang ada di safe. yang saya cari tuh csi detailer yang buat etabs mas…
trus mas suyono punya artikel tentang cara nulangi shearwall di etabs gak mas…, klo ada tolong share dong mas..
by the way saya mo nanya apa perbedaan pier dan spandrel dalam desain shearwall, sekali lagi mohon petunjuknya mas…
matur nuwun..
ya demo nya concrete detailer buat safe, yg etabs?? ga tau tuh. pembesian area elmnt, sya blum liat2 docs, ada ga sih detailnya? cuman dijelasin untuk shearwall dibagi menjadi 2 daerah: momen+aksial & aksial tepi (tarik/tekan), keliatannya sih Moment Design nya didapat dari integrasi tegangan (stress) tiap element shell thdap jarak ke center line wall nya, karena stress merupakan gabungan dari M+P, ngga keliatan berapa tegangan dari kontribusi aksial P dan berapa yg dari momen M jadi yg dipake metodenya gitu, it’s slightly different with design moment based on frame element output.
mas,
langkah2 analisis dinamik menggunakan respon spektrum gimna ya?
koq yang d sni saya kurang bgtu jelas.
matur nuwun.
sy ga maksud, pertanyaan anda gak jelas.
Mas saya minta rumus q eqivalen pelat trapesium ama segitiganya dong(untuk beban ke balok). Gua udah lupa neh, buku panduan juga dah pada ilang. Gua pingin tahu. Kalau bisa lengkap ama keterangannya ya, biar nga ngebingungin. terima kasih.
oh ternyata ada di ats rumusnya, nah yg gua mau nanya
W itu apa ya mas? dapatinnya dari mana, masalahnya gua ada contoh perhitungan tapi nga jelas dari mana nilai W nya. makasi
bukunya sapa, negbahas ttg apa? kok bisa sih nyari W aja ngga jelas, lupa apaannya?
kjwab ya. where’s : w = uniform loads (force per sqr length e.g kgf/m^2) from weight density times elmnt thickness. sedangkan “q” nya per unit length e.g kgf/m’
bang, mau tanya ni. gmn cara nyari kapasitas tiang pancang pake data spt?
langkah2nya apa aj? bingunng ni.. Nganded tugasnya. hehe. thx.
emailnya mas suyono apa? thx
sy bkn org geotek,cuman kadang ngecek aja klo ngga ya buat pengangan awal klo blom keluar dari konsultan geotek, itungannya pjg gak apal coz frekwensi ktmunya ngga sering bgt kdu buka2lagi… prinsipnya sih ada Daya dukung ujung tiang (Point Bearing) yang merupakan fungsi Luasan Pancang, serta Daya dukung selimut tiang (Skin Friction) yg merupakan fungsi keliling & panjang/kedalaman tiang pancang, sedangkan untuk para meter tanah seinget sy ada beberapa metode buat ngitung gituan.
Salam Hormat,
Sebelumnya saya sangat salut dan kagum atas pengetahuan serta dedikasi saudara. sharing ilmu dalam membantu sungguh merupakan kebaikan yang tak ternilai harganya.
Saya pengen nanya nih, dalam mendesain gempa untuk struktur bangunan yang tidak beraturan menggunakan analisa respon spektrum dengan metode SRSS dan CQC, saya saat ini sedang mempelajari program ETABS.
Yang saya tanyakan adalah bagaimana prinsip kerjanya ETABS dalam menganalisa kasus gempa dengan metode diatas (dengan cara manual sehingga mendekati atau sama dengan hasil yang dikeluarkan ETABS)
Terima Kasih Atas Bantuannya.
… struktur gedung tidak beraturan, so analisanya 3D ya dinamis maksud anda?? sy ga paham bgt dynamics 3d nya. Hubungannya dgn respons combination yg SRSS atau CQC apa yah, setahu sya itu cuman cara perhitungan gabungan respons struktur mode ke-1,..n aja. Square Roots of the Squares Sum hasil akhir nya dari penjumlahan kuadrat pangkat yang diakarkan.2D aja dulu klo mau bandingin perhitungan tangan biar keliatan perbedaan bbrpa meode tsb,..
salam hormat,
bagaimana cara nya memodelkan balok komposit yaitu balok baja dengan plat beton yang menyatu menjadi komposit di program SAP 2000
Bedanya balok T beton bertulang dengan balok WF+slab atau balok kayu + lantai papan apa ya??
https://syont.wordpress.com/2009/01/22/balok-t-tinjauan-beberapa-pemodelan/
mas, bagaimana sebaiknya merencanakan sloof ya, apakah dimasukin ke model sekalian atau dipisah dengan struktur utama.trus perlakuan penjepitan pondasi sebaiknya sendi atau jepit.trims
pondasi dalam lebih baik sekalian dimodelnya, kondisi titik pertemuannya lebih deket ke jepit. boleh juga dimodelin pake springs pd tumpuannya, kalo pondasi dangkal ya relatif seberapa besar settlement yg dpt terjadi. itu kalo portalnya beton, untuk baja lebih simple bisa dianalisa terpisah ‘coz biasanya base jenis sendi.
Salam kenal mas Suyono,mau diskus nie, saya sedang menganalisa tentang momen pelat elemen di staad pro dengan properti thickness, tetapi hasilnya berbeda dengan momen yang didapat dari cara hitung pelat yang ada di buku CUR. Justru hasil yang mendekati yaitu jika saya memodelkan dengan elemen balok yang dijejerkan. Apakah mas Suyono sudah pernah membandingkan, dan bagaimana memodelkan pelat di staad agar hasilnya sama dengan perhitungan pelat yang ada di buku CUR.
Terima Kasih
mendingan nyampein obrolan teknik itu pake notasi sama angkanya mas, biar yg lain bisa maksud :(
modelin pelat di program biar hasilnya sama, ya gak gitu. justru bukan nyama2in hasilnya, tapi cari tau kenapa kalo ada beda hasil?
namanya Pemeriksaan pararel, dengan diadakan perhitungan ulang secara terpisah (independent) kemudian kedua perhitungan dibandingkan.
Terima kasih atas replynya mas, untuk permodelan misal pelat 2 arah dengan lx=4m dan ly=6m dengan tebal 15 cm.
Untuk SDL 2kN/m2 dan LL= 20kN/m2.
Dari hitungan buku cur dengan SKSNI momen yang saya dapat 46,464 kNm/m.
Sedangkan dengan memodelkan di STAAD dengan properties thickness saya mendapatkan momen 28,982 kNm/m.
anda pake mesh ? x ? di model elemnt shell tsb. trus tumpuan gimana tuh?? post aja sini step2nya kali aja sya bisa coba cari tau, trims.
kenapa ya anda ngrasa di STAAD kalo properties thickness itu penting bgt smpe disebut 2x, penerapan tumpuan (BC’s) yg paling menentukan malah anda abaikan ngga disebut2.
thanks mas suyono, baik saya berikan data detailnya.
mesh 0.5m x 0.5 m dan tumpuan jepit di setiap nodal 0.5 m, saya juga pernah memodelkan dengan memberikan balok di tepi pelat tersebut. iya, properties thickness sangat penting, karena saya berharap saya bisa gunakan untuk memudahkan permodelan saya, karena selama ini saya memodelkan dengan membebankan ke beam saja beban sdl pelat beserta life load dan dead load, nanti pelat di hitung terpisah manual menggunakan excell dengan metode buku CUR. yang jadi pertanyaan lagi bagaimana menghitung tulangan pelat jika beban hanya ditempat tertentu saja, tidak merata di seluruh area pelat, contoh beban equipment. Untuk itu saya berharap model thickness pada staadpro dapat digunakan untuk menghitung tulangan pelat tersebut.Terima kasih sebelumnya dan mohon masukan jika ada adjusment yang memang digunakan.
“iya, properties thickness sangat penting,..”
ga maksud, yg sya tahu itu nilai E,v dan thickness buat tentuin flexural rigidities of plates nya. ngga cuman thickness aja.
“… yang jadi pertanyaan lagi bagaimana menghitung tulangan pelat jika beban hanya ditempat tertentu saja, tidak merata di seluruh area pelat, contoh beban equipment.”
model anda tumpuan jepit, penyelesaian tangan pake tabel juga ada untuk pelat dgn area concentate loads gitu.
Thickness yang saya maksud disini bukan ketebalan, tetapi memang di staad pro ada suatu element yang bernama thickness selain plate. Kalo boleh tahu refenrensi ada dimana untuk tabel tersebut.Kalo E dan v saya sudah memasukkan angka untuk material beton kok mas. Intinya apakan hasil model pelat di staad bisa digunakan,selama ini mas Suyono menghitung tulangan pelat pakai apa? Terima kasih sebelumnya :)
teori slab M.Pigeaud untuk concentrate loads with ideal supports condition. sya menggunakan konsep nya GTStrudl untuk desain slab beton, versi student bisa di download. STAADpro sya ngga familiar, cuman pernah sekilas baca di STAADIII iya mampu desain penulangan pelat hsil maximum reinforcement intensity.
baik terima kasih mas atas infonya
hallo mas…wah dah pakar sap ne…saya baru mau belajar ne mas…bisa minta tutorial sap nya nga mas dari awal…thanks before
WAH ASYIK JUGA NICH..
mas klo saya minatnya di STAAd Pro. 2004 nich bisa share gak ya??
saya Hasan, Lulusan Teknik Sipil sekarang sedang bekerja di KOntraktor Mojokerto…
Salam Kenal dari saya…
salam kenal semua? mo tanya nich, ada yang tau tutorial prosteel gak nech? klo ada yg lengkap ya, hee
matur nuwun
Hai mas..salam kenal.. mau nanya dong, kenapa simpangan antar lantai cenderung memiliki nilai maksimum di tingkat-tingkat bawah struktur?? kira2 faktor apa yang mempengaruhi itu?? Klo ada temen2 engineer lain yang tahu,silakan berpendapat juga..
Thx all
simpangan antar lantai persamaannya delta_ni+1 – delta_ni, kalo lantai bawah kan tumpuan yg delta translasinya 0(nul)
Hi.
Saya akan mencoba untuk menmbagi yang saya ketahui.
Setahu saya ada 3 macam deformasi lateral (overall) dalam gedung, diantaranya: 1. flexural-type deformation, 2. shear-type deformation, dan 3. kombinasi antara flexural dan shear -type.
Tergantung dari pemodelannya, biasanya yang kita modelkan untuk gedung kebanyakan shear-type (dengan memodelkan lantai sebagai diaphragma kaku and so on). Secara keseluruhan, displacement lateral dari bawah ke atas akan semakin membesar, namun drift-ratio (simpangan antar tingkat, delta antar tingkat) bisa bervariasi. variasi ini biasanya terlihat dengan drift-ratio yang terlihat besar di tengah tinggi gedung (biasanya).
Dan kalau di runut sih mungkin sebagai berikut,
0. Ada sebuah struktur dengan tinggi yang cukup merepresentasikan imajinasi anda akan definisi gedung tinggi.
1. Anggap ada perpindahan dengan percepatan tertentu di lantai bawah.
2. Secara logika, perpindahan di dasar akan memberikan perpindahan ke lantai atas. Kita memodelkan ini dengan memberikan gaya lateral yang terdistribusi segitiga terbalik (mode shape dari mode 1, dengan asumsi bangunan beraturan).
3. Dalam kenyataan, perpindahan yang terjadi di lapangan merupakan perpindahan base/tanah. Namun, dalam analisa, perpindahan base/tanah direpresentasikan dalam perpindahan relatif terhadap base, dimana base fixed. sehingga akan mnimbulkan seakan-akan displacement terbesar berada pada puncak gedung.
4. Kita akan melihat perpindahan lateral tiap tingkat yang makin besar (relatif terhadap base). e.g. Bayangkan pada sumbu cartesian, axis merepresentasikan displacement lateral, dan ordinat merepresentasikan tinggi gedung. Dan dari bawah ke atas displacement yang terbentuk merupakan “hampir” segitiga terbalik, dengan nilai di bawah berupa 0 (fixed, tanpa perpindahan) dan di puncak gedung dnegan displacement maksimum.
5. … :)
singkat kata..
Yang mempengaruhi drift ratio tentunya: bahan material, dimensi elemen penahan gaya lateral (kolom), tinggi, distribusi beban, respons struktur, gaya yang diaplikasikan, etc.
Meskipun pada poin 4, displacement terbesar terjadi di atas gedung, namun ketika drift dihitung, angka terbesar biasanya terjadi di antara bawah dan puncak gedung. Selain dari pengaruh yang disebutkan di paragraf seblum ini, mungkin karena terjadinya distribusi load yang tergantung pada bagaimana kita memodelkan struktur itu sendiri. IMO. :D
NB: informasi di dapat dari googling dan sedikit PD sok tahu :D maaf kalo tidak akurat. :)
lengka juga, disni sya cuman mau comment,
” ada 3 macam deformasi lateral (overall) dalam gedung, diantaranya: 1. flexural-type deformation, 2. shear-type deformation, dan 3. kombinasi antara flexural dan shear -type.
Tergantung dari pemodelannya, biasanya yang kita modelkan untuk gedung kebanyakan shear-type (dengan memodelkan lantai sebagai diaphragma kaku and so on)”
kalo sya point 2 aja yg dominan/penting yg lainnya entar lagi, mending buat mikirin distribusi massa suatu lantai atau kategori rigid/flexible.
shear-building type, reduce equation-reduce time, without loss of accuracy :) itu kata2 dari google books juga.
mas suyono….
aku lagi bikin Tugas akhir…
biar torsi balok bisa jadi 0 gimana yah…
udah pake constraint diaphragm tiap lante kok masi ga bisa ya…
apa caraku yg salah…
dosenku minta harus 0 torsinya..
udah 3 minggu ga bimbingan nich mas blm bisa2 soalnya…
hehehe…
tolong banget ya mas….
makasie…
Cobain di section properties, pilih balok yang didesain untuk tidak menahan torsi, lalu pilih properties modifier. Disitu pilih aja yang berbau “torsional”, jadiin aja 0. Kalo gak salah digituin bisa. *asumsi : anda memakai SAP*. :)
makasie ya mas…
besok aku coba majuin….
constrain diapragmha tiap lantai hubungannya dgn torsi balok gimana ya maksud Dosen anda dibuat T=0?? sya ga paham.
secara melihat keseluruhan (global) dipraghma lantai kaku jika ada eksentrisitas mass/stiffness akan mengakibatkan twist (theta-z) gedung. lalu twist (theta-z) tersebut jika ditinjau lokal pada elemen balok mengakibatkan lentur sumbu minor, namun karena balok dan lantai monolit jadi tertahan maka ini biasanya dpt diabaikan yg diperhtaikan yg pengaruh ke kolom aja.
mungkin itu yg dimaksud Dosen anda, ngilangin twist gedung…
kalo dgn set torsional stiffness = nul(0) bisa aja cuman sulit diterapin sambungan jenis gini, apalagi strukturnya beton.
wehehe
ga boleh mas ternyata…
bisa ga baloknya supaya ga mendapat torsi dengan cara menggunakan constraint…
pake constraint diaphragm ato constraint beam…
soalnya bapaknya mintanya gitu….
gimana ya mas…..?
buat mas suyono…
maksudnya dosenku ternyta tadi gini mas…
balok ternyata hanya boleh mengalami lendutan secara vertikal tidak boleh horisontal…
makany dibuat constraint pada elemen supaya balok dan plat jadi satu kesatuan maka tidak terjadi torsi pada balok…..
disuruh liat contoh pada “help” masi ga bisa mas…
aku jadi bingung mas, harus constraint apa….
dah aku coba2 masi blm bisa….
maaf ya mas…
kalo itu maksudnya buat apa model slab pake plate/shell element??? waste the time, tapi kalo anda tetep pgn gitu gunakan rigid links untuk representasi MPC (multi point constraint), set rotational dof’s nul (tidak aktif). thx
mas syont …..
saya ingin belajar analisa push over dengan sap/etabs,
kira2 bgmn caranya ya…utk mendapat kesempatan tsb
thanks
prosedur analisa pushover dapat merujuk code ATC-40/FEMA-273 theoritical backround UCB/PEER report, pda sap2000 scra garis besar dpt dilihat di
http://www.csiberkeley.com/Tech_Info/Pushover%20paper.pdf
contoh yg step-by-step,
http://eqstory.skku.ac.kr/05-open-inform/evaluation/sap2000/SAP-PUSH-2.PDF
sya pribadi blum smpat ke situ, semoga bermanfaat. trims sdh berkunjung.
Mas saya sedang bikin TA tentang desain shearwall…
Ada cara step by stepnya di ETABS supaya tulangannya bisa muncul + hitungannya g ya…???
Terima Kasih
buku terbitan ITS bagus buat rujukan praktis, judulnya “Desain Sistem Rangka Pemikul Momen dan Dinding Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa”
Bos, mau tanya tentang respon spektrum pada sap 2000, saya udah ikuti step by step untuk penggunaan beban gempa ini, comb nya pun : SR + DL + LL, tapi ada permasalahan ketika program di “run” ada tertulis :
Warning : The strukture has no ( unrestrained )mass ; no eigen modes can be found
Warning : No eigen modes were be found
warning : could not solve,
apa yang harus saya periksa/perbaiki ??
Thanks bos
Setahu sayam kalau pesan seperti itu keluar biasanya karena tidak ada massa yang terdefinisi atau bisa juga karena struktur tidak stabil dari segi perletakan. Coba di deck di define-mass, dan define-frame section-modifier, apakah semuanya sudah terisi dengan benar. Bisa juga karena perletakan yang sifat matriks kekakuannya singular (masalh di perletakan DOF), tapi kalau deadload sudah bisa ter-run harusnya sih tidak ada masalah.
dof
Pak,salam kenal.
Saya baru belajar design gedung (mahasiswa baru),mohon pencerahan tentang pusat massa dan pusat kekakuan.? bolehkah jika beban gempa Fi diinput pada joint/titik pada pusat massa yg sudah ditentukan (dikoreksi)arah X dan Y (bukan pada joint pada kolom arah x atau y). Bagaimana aplikasinya pada SAP.
Terus terang saya masih binggung,bolehkan saya diberi pencerahan dan contoh design gedung tahan gempa (klu tidak keberatan kealamat email saya), dari awal berikut inputnya pada SAP.
terima kasih atas kebaikannya.
salam,
ali
y, mpc
hi mas salam kenal,saya teo,di semester 4 ini saya mengalami masalah dengan penggunaan atap dack dome (biasa disebut shell,cmn karena belum dapet pelajaran itu,makanya disaranin sama dosen untuk pake yg simpel2 dulu) mas suyono bisakah memberi saya gambaran berapa tebal atap dack concrete nya ya,kalo tinggi bangunan kira2 22 m, dengan bentang 7 meteran, terima kasih mas :)
dimensi struktural biasanya dilakukan trial-error, kalo struktur beton bisa dari penentuan steel bars ratio atau concrete crushing
hi mas, salam kenal ea. saya mahasiswa sem 6. saya mau menyelesaikan tugas akhir saya. saya bahas tentang drop panel. nah..saya mau tanya mas gimana sih mengggunakan program safe?? tolong beri tahu referensi mengenai program safe lah mas.
salam kenal juga,
about how to create models? bukannya sudah ada di tutorial. desain pembesian pelat cukup sederhana seperti balok dgn tulangan tunggal, bedanya width yg ditentukan adalah strip.
distribusi momen dua arah menggunakan FE run as blackbox dianggep bener, all done by computer programs kecuali ada perbedaan khusus perhitungan pons. the keys are in modeling & representation, kalo software yg digunakan untuk tugas akhir adalah CSi SAFE menurut saya kurang sesuai, jas becoz udah default semua parameter yg dianggap reliable telah ditentukan developer. yg saya bicarakan adalah model tumpuan kolom dan pelat drop serta daerah overlap, eksentrisitas balok serta meshing yg regular uniform ngga bisa manual refinement.
saran saya pake yg general FE seperti SAP jika ingin study perbedaan hasil dari berbagai pararamater diatas.
trims.
aku dah dapat yang csi col mungkin bung ada contoh aplikasinya,terimaksih salam kenal
sya ngga pake CSicol, namun familiar dgn SAP/TABS section designer, keliatannya beda di penentuan pembesaran momen.
gan punya bahan ( contoh hitungannya )tentang SRPMK dan SRPMB ga,buat bahan tugas saya..makasih gan salam kenal
Selamat malam mas,
perkenalkan saya mhs jur teknik sipil salah satu PTS di jogja yg sedang mengerjakan TA struktur.
Saya mau bertanya, berharap mas dapat memberikan jawabannya.
Saya mengalami kendala dalam penempatan gaya gempa statik ekuivalen pada pusat massa lantai bangunan berkaitan dengan eksentrisitas pusat massa terhadap pusat kekakuan lantai bangunan. Karena setahu saya, bangunan yang terdapat setback vertikal, rawan akan momen puntir yang terjadi yang disebabkan karena adanya eksentrisitas tsb.
Yang mau saya tanyakan adalah
a. dalam pasal 5.4.3 SNI 03-1726-2002 terdapat pernyataan bahwa “ukuran horisontal terbesar denah struktur gedung pada lantai tingkat itu, diukur tegak lurus pada arah pembebanan gempa dinyatakan dengan b”. Misal: ditinjau eksentrisitas akibat beban gempa arah x, maka b adalah ukuran horisontal denah arah y (by), itu sepemahaman saya. tapi ada referensi yg menyatakan bahwa b tersebut bukan ukuran horisontal denah arah y (by), tapi ukuran horisontal denah arah x (bx). Mana yang benar pak?
b. msh dalam pasal yg sama, terdapat pernyataan bahwa “dipilih diantara keduanya yang pengaruhnya paling menentukan untuk struktur atau subsistem struktur gedung yang ditinjau”. Maksud dari kata2 “yang pengaruhnya paling menentukan” itu apa pak? apakah yang eksentrisitas rencananya (ed) paling besar?
c. saya sudah berusaha untuk melakukan perhitungan eksentrisitas menurut pemahaman saya. hasil akhirnya adalah msh terdapat eksentrisitas antara pusat massa dan pusat kekakuan lantai bangunan. namun perbedaannya adalah nilai eksentrisitas pusat massa dan pusat kekakuan lantai yang awalnya berbeda-beda tiap tingkat, setelah pusat massa masing2 lantai ditambahkan dengan nilai eksentrisitas rencana (ed) masing2 lantai maka eksentrisitasnya menjadi sama tiap tingkat. Apakah seperti itu pak maksud dari pasal tersebut? Membuat nilai eksentrisitas pusat massa dan pusat kekakuan menjadi sama tiap lantai tingkat?
Demikian pertanyaan saya mas, berharap mas dapat membantu saya. Terima kasih mas
untuk (a) & (b)
Li=max(Lx,Ly)
ed=e0+f*Li
f = 0.05~0.1
untuk (c)
unreasonable
thx
hi mas salam kenal saya dante, mahasiswa yang sementara belajar menggunakan software komputer aplikasi teknik khususnya ETABS….
saya mau bertanya dan besar harapannya untuk diberikan jawabannya..
sperti qt tau beban akibat tanah pada struktur basement adalah beban segitiga….
yang jadi pertanyaan saya bagaimana mendefinisikan input beban tanah pada dinding jika beban tersebut berbentuk segitiga (Program Etabs)…
Demikian pertanyaan dari saya.
Terimakasih
sya ngga ada akses program ETABS, kalo pada program SAP menggunakan joint patterns dan surface pressure dapat menerapkan triangular/trapezoidal pressure loads akibat beban hidrostatic akibat tekanan statis air/tanah. pada daerah gempa perlu ada case lain dari modifikasi koefisien tekanan dinamis(gempa) selain itu dinding basement juga ada desain khusus sebagai vertical diaphragm dimana bekerja sebagai plane stress element. high rise building memenag banyak yg khusus, sya jarang ketemu, frekuensinya sedikit sekali
okh..ya terimakasih atas jawaban pertanyaannya…
Cukup membantu…
selamat malam mas,
saya lagi memakai etabs, kalau bikin kolom lebar 2,5m panjang 8.7m gimana ya. persoalannya, balok-baloknya di dua sudutnya. saya bingung menjelaskannya, jadi saya bingung juga mau minta pencerahannya. :D
——–(ujung balok A)
—————-(ujung balok B)
nah kolomnya tu mau miring gtu mas,,,setinggi bangunan3 lt.
terimkasih
balok beton dgn kolom miring, check for axial load P_u < 0.1*f_c*A_g. if not satisfied. design as column
Salam kenal mas, semoga kabar baik :) Saya pengguna pemula program ETABS nih mas, mau tanya tentang beberapa hal, yaitu :
1) pengertian shell, membrane, plate dan thick plate pada pendefinisian slab atau wall.
2) arti dan kegunaan special one way load distribution.
3) jika mendesain shear wall, sebaiknya di modelkan sebagai membrane ya mas?
Mohon bimbingannya, terima kasih mas atas waktunya.
Jawabannya sudah ditemukan mas, ternyata penjelasan tentang pelat ada pada buku teori pelat karangan Rudolph Szilard. Jadi mas tidak perlu repot-repot lagi menjawab pertanyaan saya. Terima kasih.
mas, maf sy mahasiswa sipil sdg menyusun skripsi jg.. m
pertanyaan no.1 diatas bisakah jawabannya di share kpd sy mas??
sy jg lg mencari jwbnnya.
trimaksh….
salam kenal ….. keberhasilan smoga sll mnyertai mas yono.
sy seorg mhs br smt 4 yg dpt tgs menghitung plat,balok dan kolom,struktur kayu, irba dll. tolong kasih tau caranya dr awal smp rampung.sy jg br belajar buat blog mungkin bs dibagikan di blog sy di pujo-kompak.blogspot.com atas bantuannya sebelum dan sesudahnya sy ucapkan terimakasih als mtrnuwun.
trimakasih,
perencanaan struktur kayu sya masih menggunakan metode ASD, sedangkan yg terbaru adalah metode LRFD dimna sya belum familiar sekali terutama masalah sambungan.
Rujukan untuk desain struktur kayu sya masih menggunakan diktat kuliah karya Dosen sya dulu. Seharusnya kampus tempat anda kuliah juga ada.
salam,
salam kenal
sy asal kupang,saya hanya tamatan stm aja mas,saya pengen tau banyak tentang bangunan…..apa mas bisa bantu…..
ini emailsaya:kesel_27@yahoo.com
misi mas, saya mau tanya nih. Gimana menentukan eksintrisitas rencana bangunan (ed). Itukan nanti ada hubungannya dengan pusat massa dan dan pusat rotasi lantai tingkat. Memunculkan nilai eksentrisitas bangunan di SAP itu bagaimana ya mas?
thx
mas saya mau tanya. bagaimana cara memasukkan nilai simpangan gedung secara manual pada etabs 9.7.1. jadi saya menentukan simpangannya sendiri. kemudian saya mau melihat momen akibat simpangan tersebut. terimakasih banyak mas arga. suksess selalu yaa mas
terapkan beban defleksi pada titik joint
mas, mohon bantuan untuk tutorial midas ada? yang basic aja. Untuk laporan kerja praktek.
tnks. mamdomel_07@yahoo.com.sg
salam mas, sy sangat kagum dgn kebaikan mas dlm brbagi ilmu sipil…
sy mahasiswa sipil tgkt akhir mas.
bgni mas, lgkh2 etabs kan ada set modifier yg pada kolom, balok, isikan moment of inertia about 2 axis dan 3 axis nilainya balok 0,35 dan kolom 0,7 sdgkan pelat di isikan pada kotak membrane modifier dan yg bending modifier msg2 0,25 sedangkan untuk shear wall 0,35. ( nilai2 itu di peroleh dari tabel sni 03-2847-2002 pasal 12.11.1).
yang mau sy tanyakan, drmana ya mas angka2 tsb?? apakah ada perhitungan khusus untuk memperolehnya??
mengapa kita harus memasukkan angka2 tsb mas??
soalnya skripsi sy hanya menghitung waktu getar alami dan simpangan, bkn tulangan. jd apakah ttp harus pakai nilai2 trsbt di etabs mas??
sy juga msh blm paham benar ttg mksd pasal 12.11.1..
mohon penjelasannya mas
trimakasih.
nilai tersebut didapat dari analisa & eksperimen. Secara analitis untuk kekakuan efektif kolom didasarkan dari defleksi kondisi leleh yg merupakan penjumlahan kontribusi dari defleksi dari lentur, slip lekatan tulangan dan geser (Elwood., JK.,2006)
cara analitis:
E*I_eff:=(M*L_c^2)/(6*delta_y)
sedangkan berdasarkan eksperimen:
E*I_eff:=(F*L^3)/(12*delta_y)
dengan M & F adalah momen dan gaya lateral saat regangan tekan beton mencapai 0.004
contoh grafik perbandingan dapat dilihat di postingan saya sebelumnya:
https://syont.wordpress.com/2009/05/22/inersia-effektif-kolom-tinjauan-gempa/
untuk telusuri lebih lanjut silahkan merujuk ke sumber aslinya.
terimakasih.
salam mas, sy kagum dgn kebaikan mas dlm berbagi ilmu sipil..
bgni mas, sy mau brtnya soal program ETABS nih mas,
1. pengertian shell, membrane, plate dan thick plate pada pendefinisian slab atau wall apa y?? mengapa shear wall/core wall memakai shell tp kalo pelat ga di etabs??
2.pada gedung beraturan, bolehkah di analisis dgn dinamik juga slain statis?? bedanya keduanya dalam aplikasi gedung secara sederhana untuk dipahami oleh org sipil dan awam gmn ya mas??
mohon pencerahannya…
trimaksh ….
ans (1)
membrane: F11,F22,F12
plate: M11,M22,M12
shell: membrane + plate = F11,F22,F12 & M11,M22,M12
wall <– shell (force) required
slab <— plate (stiffness) optional
ans (2)
static only (not satisfied)
dynamic only (not satisfied)
static & dynamic (ok, satisfied)
mas, maf sy mahasiswa sipil sdg menyusun skripsi jg.. m
pertanyaan no.1 diatas bisakah jawabannya di share kpd sy mas??
sy jg lg mencari jwbnnya.
trimaksh….
Salam kenal mas Suyono.
Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan.
Pada finite elemen, dikenal 2 cara diskritisasi adalah penghalusan jaringan, yaitu dengan metode h dan metode p.
Dimana metode h adalah dengan membagi-bagi menjadi beberapa elemen, sedangkan metode p adalah dengan menambah nodal sehingga derajat polinomialnya meningkat.
Nah, yang jadi pertanyaan saya adalah bagaimana melakukan diskritisasi h dan p pada SAP2000 dan SAFE?
Yang kedua, yang ingin saya tanyakan adalah apakah rumus mencari lendutan dan tegangan pada balok tinggi dengan cara eksak?
Terima kasih, mas Suyono.
penghalusan jaringan metode h (linear) dan metode p (quadratic) biasa dipakai pada software FE yg dominan penggunaan element shell/solid, kalo SAP masih mengedepankan dominasi frame. kedua metode tsb pada software advanced meshing seperti ANSYS mengunakan otomatisasi, sedangkan SAP/SAFE masih manual mengunakan element liniear bukan quadratic (see manual reff), ada yg auto namun didasarkan node yg telah ditentukan dan maksimun mesh width dimensions.
pencarian nilai lendutan dan distribusi tegangan penampang pada balok tinggi dgn cara eksak? kompleks sekali melibatkan teori elastisitas dan penurunan rumus berdasarkan material properties (E,G,nu) dan boundary condition (u,v) sya belum kesitu, namun kalo sebagai pustaka pembanding yg sdh closed form solution bisa ditempuh compare software element plane stress.
terimakasih juga, salam.
mas,saya mahasiswa sem1 d salah satu ptn d jogja..saya sedang ingin belajar SAP..yg saya punya adalah SAP2000 V11..bisakah saya minta tutorial lengkapnya mas?
saya ingin mengisi liburan ini dengan belajar SAP..terimakasih mas..besar harapan saya untuk d jawab..
alamat email saya : irawanpandu64@yahoo.com
Salam kenal
Mas suyono, sy baru belajar sap dan saya mau membandingkan metode perhitungan manual mekanika teknik dengan sap, pada perhitungan manual dosen sy mengajarkan untuk mengabaikan atau mengubah nilai E dan I menjadi 1. nilai E (modulus elastisitas) dan I (momen inersia) untuk menghitung reaksi perletakan dan momen suatu strukur. Dengan menggunakan SAP bagaimana mengeset agar E dan I dalam perhitungan diabaikan atau merubahnya menjadi 1!
Mengingat frame section pada sap perlu dimasukan dalam perhitungan! Terima kasih
salam kenal mas. perkenalkan, saya alda rafadana, mahasiswa teknik sipil dari universitas andalas padang. saya sekarang lagi ngerjain tugas akhir di bdang struktur mengenai analisa pushover pada gdung bertingkat dengan menggunakan dinding geser. adakah mas memiliki tutorial analsa pushover pada etabs untk bhan refrensi saya, soalnya saya lg bingung karena grafik pushover nya mash linear jidak eksponensial. terima kasih.
email: aldarafadana@gmail.com
no.hp: 087823815350
Salam kenal mas, nama saya eva mahasiswa Universitas Indonesia. Saya punya kesulitan memodelkan balok WF dengan menggunakan shell element.. yang saya bingung adalah kenapa lendutan nya berbeda jauh ya antara balok sederhana dengan menggunakan shell dan frame biasa? tolong dibantu, beberapa bulan sudah mentok untuk skripsi..terima aksih
salam kenal juga,
pemodelan balok WF dengan element shell bisa berbeda jauh? jika balok biasa seharusnya tidak akan berbeda jauh karena perbedaan hanya pada area fillet dan overlap flens dan web.
namun jika memodelkan FE untuk balok WF yg tidak biasa seperti castellated (circular/honney comb) pastinya akan berbeda karena yg terjadi adalah dominasi deformasi geser akibat vierendel action, jika castellated dapat merujuk ke pustaka Knowles
thx u
salam kenal mas. saya fander dri universitas sumatera utara, saya kesulitan dalam pelajaran dinamika strukur, klu bleh share donk mas buku ajar atw ebook gratis tentang dinamika. trimakasih
Salam kenal mas, saya mahasiswa Universitas Riau, saya bingung dalam menganalisa balok tinggi dengan sap 2000 shell elemen..
dah satu semester bingung nyari refrensi..
mohon lah pencerahannya.
trimakasih
salam kenal, mas yon,
saya eka staf engineer di perusahaan steel structure di lampung
mau tanya, saya sedang belajar2 TEKLA. saat jaoint Conection terkadang type joint yang saya pilih tidak muncul dalam implementasinya di drawingnya, yang muncul hanya symbolnya saja,, taukah mengapa demikian, adakah yang salah tahapannya, atau ada data yang kira2 tidak terisi yg semestinya wajib diisi..demikian mas yo, terimakasih
salam pak suyono…
saya Rosdinar mahasiswi Teknik Sipil Universitas Tadulako Palu, saya pemula menggunakan SAP jadi
sya ingin menanyakan beberapa hal pada bpk. saat ini sy mengerjakan skripsi mengenai struktur dengan jumlah tingkat 10.
yang menjadi kesulitan sy adlah lantai dasarnya mengunakan drop panel.yangg sya iingin tanyakan pd bpk yaitu.
1. bagaimana cara mendesain drop panel dengan ukuran 2,8 m x 2,8 m ; ukrn kolom 55 cm x 55 cm ; tebal plat utama 20 cm ; tebal drop panel 40 cm dan ukurn pelat 8m x 8m.
2. bagaimana cara mengconstarint pelat menjadi diafragma yang bnr. saya sudah mencoba dengan cara select all elemnt struktur kemudian memili menu assign > joint > constraint > diafragma > memilih arah Z dan langkh selanjutnya.
setelah di RUN hasilnya sperti ini.
Warning !!
Numerical problems encoutered during equation solution. dengan type constraint problemnya lost accuracy.
saya mohon pencerahan dari bapak jika bpk memilikii tutorial mengenai desain struktur bertingkat 3D dengan menggunakan drop panel mohon di send via email pak.
email saya dinaralzainur@gmail.com
jika ada tmn@ engineering yang bisa membantu saya disini sy sangat berharap…mksh.
jika ada yang ingin membantu sy mohon whatsapp sy di 0823 4919 9086
mksh semuanya…maksh sebelumnya buat pak Suyono
diafragma constraint digunakan untuk menjadikan suatu lantai yg sangat kaku ideal dihubungkan oleh rigid link 3 d.o.f nya delta-x/y dan theta-z. beberapa developer software FE mengutarakan tujuannya untuk menghindari problem numeric yg <128bit solver
jika pemodelan pelat dan drop panel dgn element shell maka ini sudah menggunakan kekakuan aktual, namun ragam getar akan menjadikan d.o.f full 6 dan akan ada perilaku rocking yg biasanya ini dapat diabaikan pada analisa dgn asumsi shear building.
jika saya dihadapin masalah sejenis, maka akan dicoba dgn body constraint dgn mengeset dof hanya translasi. namun ini perlu dibandingkan ulang dgn hasil asumsi rigid diafraghma, masal pada penentuan lebar pelat equivalen dan inersia effektif teradap retak.
semoga diatas dapat memberikan gambaran, thx
halo Pak Suyono,
saya sedang mendalami program safe versi 12 untuk menganalisa pelat untuk skripsi saya.. dalam perhitungan saya mengabaikan kolom dan beam, saya sedikit kesulitan ketika harus menganalisa momen yang terjadi plus tulangan besi setelah saya masukkan konversi momen nominal ke uniform loadnya..
mohon bantuannya Pak ..
Terima kasih
Untuk study baiknya meggunakan SAP2k dgn menerapkan metode yg digunakan SAFE. Mengabaikan kolom dan balok dalam analisa pelat ? Berarti menggunakan tumpuan ideal sendi, rol atau jepit sempurna.. y CSi SAFE yg versi belakangan ini bisa.
Ada referensi buku yang bs saya dalami tentang SAFE, Pak?
Terima kasih atas bantuannya.
Selamat siang pak, sy mahasiswa yang sedang mengerjakan TA struktur menggunakan ETABS. Saya mohon bantuannya masalah partisipasi masa gedung.
Kronologi :
Saat melakukan analisis, kita set mode(ragam getar) kita sesuai dengan jumlah lantai. (misal jumlah lantai 9, maka mode nya kita set 9).
Nah, setelah saya set modenya menjadi 9 sesuai dengan jumlah lantai, hasil dari Mass Participation Ratio dari ke 9 mode belum mencapai 90% sesuai dengan SNI 03-1726-2002 Pasal 7.2.1.
Sepengetahuan saya, bila belum mencapai 90%, maka jumlah ragam getar/mode harus dinaikan. Disini saya coba naikan sampai ke 12 walaupun jumlah lantai saya 9. Hasilnya, Mass PArticipation Ratio mencapai 90% untuk arah X dan Y pada mode ke 12.
Pertanyaan:
1) Pertanyaan saya, apakah yang terjadi bila mode yang saya masukan tidak sesuai dengan jumlah lantai gedung saya? karena pada T (waktu getar mode 1 sampai seterusnya) tidak mengalami perubahan.
2) Apakah ada prosedur2 yang harus diperhatikan bila ingin menaikan jumlah mode supaya sampai 90%? jika ada, bagaimana ya pak.
3) Adakah cara lain untuk menaikan Mass Participation Ratio sampai dengan 90% dengan mode yang sesuai jumlah lantai? jika ada, seperti apa?
Terimakasih Pak, pertolongan bapak akan sangat membantu.
Terimakasih
Ragam getar hubungannya dgn derajat kebebasan bukan jumlah lantai saja, rasio partisipasi massa digunakan untuk menelusuri kehilangan jumlah massa yg tidak terhitung hal ini akibat perbedaan kekakuan dan distribusi massa
selamat siang pak, saya Mahasiswa Unej. Pada software SAP 2000. Saya mau tanya input data pada frame distributed load, di bagian trapezoid load, itu ada input data untuk distance dan load.. nah untuk kasus beban mati misalnya pada beban distribusi pada balok dari pelat yg segitiga dan trapesium. Itu input data nya ada ketentuan lebih jelas pada bagian distance tidak pak ? refferensi yang saya dapat yang saya baca itu pada input data nomor 2 di distance di bagian trapezoid load, itu ada yang 0,5 ada yang 0,25. nah, terus input data no. 1 dan nomor 4 selalu 0 yang saya baca refferensinya. Itu ketentuan cara menginputkan datanya itu bagaimana ya pak ?
terimakasih, semoga dimengerti apa yang saya maksud tanyakan.
selamat pagi pak. saya mahasiswa UTY jogja. Saya ingin menanyakan analisa pushover pada SAP2000. Bagaimana cara permodelan pushover yang benar, karena dari beberapa refeensi Tugas Akhir yang saya dapat kok berbeda beda caranya dan saat saya coba hasilnya tidak seperti yang saya harapkan. terima kasih.