.
.
pasangan dinding batu bata dibagi menjadi jenis struktural dan non-struktura, untuk jenis pelengkung adalah pengunci geser yg hubungannya dengan gaya tekan. Sedangkn pasangan dinding dapat dibuat struktural dengan adanya pembesian khusus balok dan kolom lintel yg dominasi untuk menahan gaya tarik (ties), sedangkan lentur ditahan oleh aksi lengkung atau juga rangka batang tekana (strut). Material sesungguhhnya adalah kombinasi atanya batu bata (brick) dan adukan pengisi (mortar), jika dilakukan nalisa secara detail akan cukup rumit karena adanya kontak atau delaminasi antra dua maaterial tersebut. Beberapa peraturan membuat penyederhanaan dengan asumsi penyeragamn atu homogenissi dintranya adalah peraturan Eropa sbb,
.
.
pada tulisan ini ditinjau rumus pendekatan diatas dengan model lain yg lebih teliti., perkuatan juga dapat ditinjau pada analisa program bantu elemen hingga pada daerah tarik, diberikan lapisan fiber reinforced polymer atau pelat baja tipis mutu tinggi. Pendektan model material nonlinear yg paling sederhana adalah Compression_Only pada CalculiX, model lain dengan Mohr-Cploumb atau Drucker-Prager juga dapat digunakan untuk jenis mterial pasangan batu bata. beberapa lopran menggunkan mterial jenis damage seperti Mazars dan CDP1/2, terliht itu untuk bangunan historical dan monumental yg sangat penting untuk sejarah.
.
.
lengkung pasangn batu bata dengan diameter dalam 1400mm, dimensi batu bata 220x110x60mm dengan susunan seperti ditunjukan padaa gambar model, tumpuan hanya tekan dan juga ada kekangan pergerakan kesamping. Beban merata sebesar 10MPa bekerja pada luasan 60x110mm atau sebanding dengaan gaya 66kN, hasil dengan asumsi material linea elastis, deformasi besar diperhitungkan, elemen solid hexahedral linear dengan reduksi (C3D8R)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
model diatas kelihatannya masih terlalu tebal pada lapisan pengisi mortar, perlu jumlah batu bata dengan tambahan empat buah agar lebih rapat. Analisa perlu dilakukan ulang dengan perbedaan penggunaan jenis material seperti sebelumnya, khusus model lengkung konvergensi dengan penteragaman atau homogenisasi kepemilikan material tidak mencapai konvergensi yg sama dengan sebelumnya, kapasitas beban menunjukkan dibawahnya yg dapat diartikan konservatif atau aman.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
ditinjau dindng pasangan bata dengan dimensi panel 980x820mm, digunakan materialliner elstis dan nonlinear Compression_Only dan hasilnya ditampilkan berikut. Bekerja beban terpusat vertikal sebesar 110kN yg disebarkan pada area parsial tertentu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
beban arah vertikal ditingkatkan dua kali lipat sebelumnya, ditambahkan juga beban horisontal sebesar nilai separuh dari beban tersebut.
.
.
.
.
.
.
berikut hasil menggunakan kepemilikan material dengn penyergman atau homogenissi, terlihat cukup praktis karena dapat menyederhnakan model namun dengan hasil yg mendekat. Kelebian lain adalah meshing dapat lebih kasar dan juga tahapkonvergensi analisa yg lebi cepat.
.
.
.
.
.
.
.
kendala pada pemodelan dan analisa diding atau lengkung pasangan batu bata adalah ketidak beragamannya material bata itu sendiri yg biasanya dibuat lokal setempat tiap daerah di Indonesia. Suatu penelitian dari dalam negeri menunjukkan kualitas atau mutu bata lokal dapat lebih rendah dari mortar lapis pengisinya, sedangkan persyaratan menentukan setidaknya setara. Jika ingin lebih terjaga mutunya pada saat desain dan pelaksanan, maka baiknya menggunkn jenis batako solid atu bata ringan dari perusahaan yg telah memenuhi standar dengan sertifikasi produk. Sedngkan mengenai lapis pengisi mortar dapat cukup konsisten kekuatannya dengan menjaga mutu pasir dan perbandingannya dengan semen misal 1:4, 1:6 atau 1:8. Kesulitan lain analisa pasangan batu bata adala kekuatan lekat antara morta dengan baut bata, yg biasanya lebih renda dari kuat tarik material. Adnya balok dan kolom lintel (ties) dapat juga berguna untuk meningkatkan pengekangan terhadap delaminasi pasangan batu bata dengan mortar.
.