.
analisa dengan pilhan analisa balok secara keseluruhan,
.
perbandingan hasilnya dengan hasil uji laboratorium experimental oleh Perkins (2011)
.
hasil keluaran program untuk beban merata ultimit cukup kecil selisihnya atau cukup mendekati (diff~5.6%), namun pada defleksi ultimit menunjukan lebih kecil dgn perbedaan selisih cukup besar (diff~65%).
.
observasi lain, dengan diterapkan ulang incremental beban momen dan gaya geser tinjauan hanya pada analisa penampang.
.
hasilnya berbeda cukup jauh (diff~37.5%) dengan hasil uji eksperimental,
observasi lain dgn tinjauan analisa interaksi gaya geser dan momen lentur (MV-interaction)
hasilnya juga berbeda cukup jauh (diff~28.6%) dengan hasil uji eksperimental, perlu dicari penyebab perbedaan tersebut(?)
.
karena jenis analisa yg mendekati adalah full member response, maka sya melakukan observasi lain dengan diberikannnya konfigurasi sengkang kecil dgn jarak yg sangat jarang sampai dengan sangat rapat, mutu baja tulangan dibuat sama dgn tulangan pokok.
Berikuh hasil keluaran dari program prediksi beban merata ultimit, defleksi dan pola retaknya,
.
.
.
grafik hasil perbandingannya untuk nilai beban merata ultimit (kN/m),
grafik hasil perbandingannya untuk nilai defleksi kondisi ultimit (mm),
sebagai tambahan informasi saat dipasangkan tulangan sengkang yg rapat (s-100mm), peningkatan beban merata ultimit (kN/m) sebagai berikut
.
terlihat pembesaran diameter sengkang tidak berpengaruh besar (?) agak berbeda dengan desain beton bertulang merujuk textbook/codes, apakah disebabkan konfigurasi beban, dimensi dan/atau mutu tulangan sengkangnya. perlu dicari tahu penyebabnya, walau kemungkinan besar disebabkan dari kegagalan tulangan pokok yg sdh putus/rupture.
... to be add
using 2D and 3D nonlinear FE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar